Cerita Sex Ngentot Mabak Nurul Karena Tak Tahan Bodynya

Cerita Sex Ngentot Mabak Nurul Karena Tak Tahan Bodynya




Cerita Dewasa

Mbak Nurul yang telah mempunyai anak dua itu tinggal bersama mertuanya, karena suaminya mencari nafkah ke Kuwait hampir setahun yang lalu. Usia Mbak Nurul aku taksir sekitar 30 tahunan,atau tepatnya 31 tahun ketika aku tak sengaja mendengar salah seorang ibu tetangga menanyakan usia menantu Pak Rusdi ini.

Satu hal yang menarik dari menantu Pak Rusdi ini,adalah pakaian yang dikenakannya sehari hari.Ibu muda ini selalu berpakaian menutup rapat sekujur tubuhnya kecuali wajahnya dan telapak tangannya.

Ibu Muda beranak dua ini selalu kulihat memakai jilbab yang lebar dan pakaian yang panjang longgar hingga mata kaki,bahkan sepasang kakinya selalu kulihat memakai kaos kaki kadangkala berwarna krem atau putih.Sebenarnya aku tidak terlalu memperdulikan menantu Pak Rusdi yang kelihatan alim itu,namun kalau aku berangkat kuliah,aku sering ketemu Mbak Nurul pulang dari belanja di pasar.Setiap kali bertemu,Mbak Nurul selalu menyapaku ramah dan melempar senyum manisnya yang membuat aku menyadari Mbak Nurul mempunyai paras wajah yang cantik.Wajah wanita tetanggaku yang selalu terbalut jilbab lebar ini mirip sekali dengan aktris Marissa Haque.

FILM BOKEP




Satu setengah bulan sudah aku kost di Depok,dan kadang kala aku berpikiran tentang Mbak Nurul yang cantik itu.Apakah Mbak Nurul tidak merasa kesepian ditinggal begitu lama oleh suaminya,namun melihat Mbak Nurul yang alim itu aku nggak berani berpikir kotor kepada wanita ini.”Keindahan yang tersembunyi”gumamku kalau mengingat Mbak Nurul yang berwajah mirip aktris Marissa Haque,namun tubuhnya selalu tersembunyi dalam pakaian dan jilbab panjangnya yang rapat.

Tubuh Mbak Nurul pun kulihat cukup tingi untuk ukuran wanita,aku pernah melihat ibu muda ini sama tinggi  dengan Pak Rusdi ketika dia berjalan bersama Pak Rusdi,dan aku tahu
tinggi mertua Mbak Nurul ini 165 cm,berarti tinggi Mbak Nurul juga 165 cm.

Senja itu aku baru pulang dari praktikum kimia.Hari sudah mulai gelap,termasuk daerah di sekitar kostku.Waktu aku lewat di samping rumah Pak Rusdi,aku melewati salah satu jendela di rumah Pak Rusdi yang memang sedang diperbaiki.Mungkin karena sedang diperbaiki,jendela itu tidak tertutup sempurna.Aku melihat ada beberapa lubang kecil pada jendela yang tengah diperbaiki itu dari sinar lampu dalam rumah yang keluar lewat lubang-lubang kecil itu.Melihat lubang-lubang kecil itu timbul rasa isengku untuk mengintip ke dalam.

Dengan hati-hati aku segera menempelkan mataku pada lubang-lubang kecil tersebut,beberapa saat kemudian aku menemukan lubang yang cukup besar untuk mengintip.Ternyata jendela tersebut adalah jendela sebuah kamar,entah kamar siapa.Beberapa saat aku mengintip melalui lubang tersebut,namun keadaan kamar yang terang benderang itu terlihat sepi.Ketika aku hendak mengakhiri aktivitas mengintipku,tiba-tiba aku melihat pintu kamar itu terbuka dan aku lihat seorang masuk ke dalam kamar.Aku belum begitu jelas siapa orang itu,namun setelah orang itu sampai ke tempat yang lebih terang aku baru melihat ternyata orang tersebut adalah seorang wanita muda.Agaknya wanita itu baru selesai mandi ketika aku melihat rambut panjang ikalnya yang basah serta handuk yang melilit tubuhnya.Sesaat aku heran, karena aku tak mengenal dan tak pernah melihat perempuan berkulit putih ini sebelumnya Namun sekejap kemudian darahku terkesiap ketika aku mengamati wajah perempuan ini lebih seksama.

TELAH HADIR SITUS JUDI ONLINE TERPERCYA HANYA DI ( WWW.IBCQ9.VIP )

“Mbak Nurul!!”desisku tertahan.Wajah cantik Mbak Nurul yang mirip Marissa Haque teramat mudah dikenali.Tubuhku sesaat menggigil menyadari perempuan yang tengah kuintip ini adalah Mbak Nurul yang alim berjilbab itu.Aku tak pernah melihat tubuhnya kecuali hanya wajahnya yang terbalut jilbab lebar serta telapak tangannya yang putih terlihat halus.Namun saat ini perempuan berjilbab itu aku lihat hanya berlilitkan handuk pada tubuhnya.Mendadak timbul keinginanku untuk mengintip Mbak Nurul yang agaknya hendak berganti pakaian setelah dia mandi.Dengan berdebar-debar aku berusaha lebih jelas melihat melalui lubang kecil tersebut,namun aku harus kecewa karena dari lubang pengintip itu,aku hanya mampu melihat tubuh Mbak Nurul sampai dari kepala sampai ke pinggangnya karena pandangan dari sebagian lubang pengintip itu memang tertutup sebuah lemari buku. Walaupun hanya sebagian tubuh Mbak Nurul yang terlihat,tubuhku sudah menggigil menahan
birahi.Mataku membuka lebar-lebar ketika aku lihat Mbak Nurul melepas handuk putih yang melilit tubuhnya.Aku yakin tubuh menantu Pak Rusdi saat ini telanjang bulat.Sayangnya aku hanya mampu melihat dari kepalanya hingga ke pinggangnya.

Aku menelan ludah berkali-kali melihat keindahan tubuh Mbak Nurul yang terlihat lewat lubang pengintip.Mataku lekat menatap leher jenjang ibu muda ini yang terlihat mulus menggiurkan,lantas mataku menyusuri ke bawah hingga kulihat sepasang buah dada Mbak Nurul yang telanjang. Nafasku mulai terengah dan kemaluanku pun mulai tegang ketika mataku lekat di dada Mbak Nurul .Sepasang payudara ibu muda yang cukup montok ini masih terlihat kencang,walaupun tidak sekencang payudara seorang perawan.Kulitnya yang putih mulus dengan puting susu yang kecoklatan membuat buah dada Mbak Nurul terlihat menggiurkan dan membangkitkan birahiku Namun aku hanya mampu menikmati keindahan payudara Mbak Nurul saja,karena ketika mataku menyusuri ke bawah payudaranya,lemari buku sialan itu menghalangi pandanganku,padahal aku tahu Mbak Nurul tengah telanjang bulat saat ini.Nafasku terengah-engah melihat Mbak Nurul yang kemudian mengenakan BH untuk menutupi sepasang buah dadanya yang sedang menjadi santapan mataku.

Aku mengakhiri keasyikanku ketika Mbak Nurul telah mengenakan pakaian,sebuah jubah panjang berbunga-bunga.Akhirnya aku kembali ke tempat kostku yang terletak di samping rumah Pak Rusdi dengan birahi yang memuncak.Rasa seganku kepada Mbak Nurul yang berjilbab itu berganti rasa birahi yang membakar.Ketika aku di kamar, aku mengocok kemaluanku sembari membayangkan kedua buah dada Mbak Nurul kulihat telanjang tadi.Aku membayangkan yang sedang mengocok-ngocok kemaluanku adalah tangan Mbak Nurul dengan dada montoknya yang telanjang…mmm..aku cuma bisa mendesah-desah dan menggigit bibirku menahan nikmat.,sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatanku ketika tubuhku bergetar hebat disertai muncratnya air mani kental dari ujung penisku dan eranganku menyebut nama wanita tetanggaku itu ,membayangkan keindahan yang kuintip tadi.

“Ohhhh..mmm..ahhhh…sshhh h.. Mbaak Nuruuullll…ahhhhh..enaaaaakk kk..ahhhhhhh!!!” desahku di di ujung kenikmatanku sebelum aku tergeletak lemas.

Sejak saat itu rasa seganku kepada wanita berjilbab ini lenyap justru aku selalu membayangkan tubuh Mbak Nurul dalam onaniku.

Aku mengkhayalkan keindahan tubuh di balik pakaian jubah panjang dan jilbab lebar yang selalu dikenakan ibu beranak dua ini.Setiap kali aku ketemu Mbak Nurul dalam jilbab lebar dan jubah panjangnya,mataku lekat menatap sekujur tubuhnya sementara benakku membayangkan tubuh di balik pakaian yang menutup rapat tubuhnya itu.Beberapa kali aku menelan ludah melihat cetakan garis BH dan sekan-akan kulihat belahan buah dada yang montok itu di dada yang tertutup jilbab lebar itu.Akupun sekarang senang mengamati Mbak Nurul ketika dia menyapu halaman rumahnya saat sore hari .Melalaui sela-sela jendela kamar kostku,aku melihat Mbak Nurul tengah membungkuk
menyapu.Pinggulnya yang terbungkus jubah pakaiannya nampak menggiurkan .Aku berulangkali menelan ludah ketikat melihat celana dalam yang dipakai Mbak Nurul tercetak jelas pada jubahnya saat dia membungkuk untuk menyapu.Belahan pantatnya pun samar terlihat membuatku jakunku naik turun menahan getaran birahi .

Rasa-rasanya aku ingin menyingkap jubah yang dipakai Mbak Nurul ke atas,sehingga aku dapat melihat pantatnya yang montok itu.Namun aku hanya mampu membayangkan saja yang kemudian diakhiri dengan onani.
Hampir seminggu sejak aku pertama kali aku mengintip Mbak Nurul yang membuatku akhirnya menyimpan birahi kepada wanita berjilbab tetanggaku itu. Rasa penasaranku bercampur birahi untuk melihat tubuh Mbak Nurul di balik pakaiannya yang rapat kian menggebu.

Aku selalu mencari celah untuk mengintipnya seperti seminggu lalu,namun ternyata tak ada sebuah lubang apapun di rumahnya untukku dapat mengintipnya dalam keadaan tak berjilbab dan berjubah itu.Ternyata aku hanya punya kesempatan mengintip sekali itu,karena jendela itu selesai selesai diperbaiki sehari setelah aku mengintip melalui lubang-lubang pada jendela yang rusak itu dan aku tak melihat ada celah untuk mengintip Mbak Nurul lagi.

Sampai siang itu.Faiz,anak pertama Mbak Nurul yang sering bermain ke tempat kostku,tertidur di kamar kostku setelah dia lelah bermain.Aku biarkan bocah laki-laki yang baru berusia 4 tahun ini lelap dalam tidurnya,sementara aku mengutak-atik komputer yang kebetulan rusak di kamarku.Setelah mengutak atik komputerku beberapa saat,aku harus membeli beberapa kabel baru.Ketika aku melangkah ke arah pintu berniat membeli kabel-kabel itu,aku mendengar ketukan dan suara salam seorang wanita di pintu.Akupun membuka pintu seraya menjawab salam,dan aku tertegun ketika ternyata Mbak Nurul yang ada di depan pintu kostku dengan wajah pucat dan terlihat lelah.Siang ini dia mengenakan jilbab putih lebar dengan jubah biru bermotif bunga serta kaus kaki krem yang membungkus kedua kakinya.

GUDANG POKER ONLINE ( WWW.IBCQ9.ASIA)

Ketika aku tengah mengaduk minuman untuk Mbak Nurul,mataku menangkap beberapa bahan kimiawi praktikum di mejaku.Aku tahu beberapa bahan kimia itu mempunyai efek sebagai obat tidur.Sesaat aku merasa bimbang ketika timbul keinginanku untuk mencampur minuman untuk Mbak Nurul dengan bahan kimiawi tersebut.Aku berhenti mengaduk,mataku melirik Mbak Nurul yang tengah duduk di karpet ruang tamu sambil membaca sebuah majalah komputer milikku.Wajah cantik yang terbalut jilbab itu begitu mempesona,apalagi ketika kulihat ternyata ujung pakaian jubahnya agak tertarik ke atas tanpa di sadarinya ,membuat salah satu betisnya terlihat nyaris separuhnya.Walaupun betis Mbak Nurul saat ini terbalut kaus kaki krem,namun betis yang terlihat nyaris separuh itu terlihat begitu indah..dan keindahan apalagikah ketika ujung jubah itu kian tertarik ke atas..tanpa sadar aku menelan ludah membayangkannya,apalagi ketika teringat keindahan buah dada Mbak Nurul yang pernah kulihat telanjang,membuat otakku kian dipenuhi birahi terhadap wanita berjilbab yang kini duduk di karpet ruang tamu kost Akhirnya tanpa ragu aku mencampurkan bahan kimia itu ke dalam minuman dingin untuk Mbak Nurul,cukup untuk membuat wanita ini
terlelap.



ibcqq.me



Aku tersenyum penuh nafsu,memandang wanita berjilbab tetanggaku yang terlihat pulas terlentang di atas karpet ruang tamu kostku.Dengan jantung berdegup kian kencang aku menghampiri Mbak Nurul,lantas berlutut di sampingnya.Mataku lekat menatap wajah Mbak Nurul yang mirip artis Marissa Haque ini.Wajah cantik berbalut jilbab putih lebar itu kian terlihat cantik saat pulas tertidur membuatku kian bernafsu.Kemudian mataku menatap dadanya yang naik turun dengan teratur seiring nafasnya.Sepasang buah dada montok yang tertutup jilbab putih lebar itu membuatku menelan ludah,sehingga sesaat kemudian tanganku terulur menjamahnya.Aku merasa bermimpi ketika
tanganku dengan sedikit gemetar meraba-raba bukit montok di dada Mbak Nurul yg masih tertutup jilbab lebar itu.

Birahiku kian liar bergolak,ketika tanganku semakin lebar menyingkap bagian atas jubah Mbak Nurul yang terbuka itu.Belahan payudara Mbak Nurul yang montok itu membuatku kemaluanku kian
mengeras dan mataku seakan tak berkedip melihat keindahan di dada wanita berjilbab ini. Mataku pun mulai melihat,BH warna krem yang membungkus sepasang payudara Mbak Nurul,saat aku menyingkapkan semakin lebar bagian dada jubah yang dipakai wanita berjilbab ini.

Kemudian jubah yang dipakai Mbak Nurul aku tarik ke bawah sehingga bagian atasnya tertarik kebawah melewati pundaknya,maka tersembulah sepasang buah dada Mbak Nurul yang montok dan mulus menggiurkan.Buah dada Mbak Nurul itu masih ketat terbungkus Bh warna krem yang dikenakan wanita berjilbab ini.

“Ooohh.. Mbak Nurul…montoknya”desisku sambil menahan birahi yang kian menggelegak.Mataku liar melihat gundukan buah dada Mbak Nurul yang masih tertutup BH warna krem.Kemudian dengan nafsu yang kian menggelegak,tanganku menarik cup BH itu ke atas yang membuat buah dada ibu muda ini tak tertutup lagi.

“Glek..ohh..Mbak Nurul….”desahku menahan birahi melihat payudara
Mbak Nurul yang kini telanjang didepannya.Payudara telanjang di dada wanita berjilbab ini begitu indah bentuknya.Walaupun Mbak Nurul telah beranak dua ,namun sepasang buah dadanya masih terlihat kencang.Kulit Mbak Nurul yang putih mulus dan puting susu kecoklatan yang terlihat mulai tegak membuat buah dada wanita berjilbab ini kian menggiurkan nafsuku.

Dengan gemetar tanganku mencoba menjamah buah dada ibu muda berjilbab vini.Aku seakan tak percaya mampu menjamah payudara seorang wanita alim seperti Mbak Nurul ,yang sehari-hari kulihat selalu menutup rapat sekujur tubuhnya dengan jilbab yang lebar dan jubah panjang yang longgar.Namun ketika tanganku merasakan kehangatan dan kekenyalan payudara Mbak Nurul yang montok,tubuhku mengigil menahan birahi kian menggelegak.Kemudian dengan penuh nafsu
tanganku mulai meremas-remas payudara montok yang telanjang itu.Sepasang payudara yang selama ini tersembunyi di balik jubah dan jilbab lebar yang selalu dikenakan Mbak Nurul kali ini ada dalam
remasanku yang kian liar, “Mmm..Mbaak Nuruulll…mmmm…”desisku sembari mempermainkan puting susu kecoklatan di dada Mbak Nurul dengan jari-jariku.Aku merasakan puting susu ibu muda yang aku pelintir ini kian terasa tegak dan mengerasi.Nafasku memburu jalang,tubuhku menggigil
menahan birahi menggelegak ketika tanganku bermain di dada telanjang wanita berjilbab ini.Beberapa lama aku meremas-remas buah dada Mbak Nurul yang telanjang itu dengan tanganku ,sebelum aku mulai menjilati payudara wanita berjilbab itu dengan lidahku dan
menciuminya penuh nafsu.

Saat bibir dan lidahku menciumi dan menjilati kemulusan betis Mbak Nurul,tanganku menyusuri kaki wanita berjilbab ini kian ke atas.Tanganku mengelus-elus paha mulus Mbak Nurul yang telanjang dan
bulat padat ini.Begitu halus, lembut dan hangat kulit Mbak Nurul aku rasakan.Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak tangannya.Kemaluanku menjadi kian menegang keras dan membuat celanaku terasa sesak dan ketat. Jantungku makin berdegup kencang ketika aku meneruskan belaian tanganku makin jauh ke arah pangkal kaki waniat berjilbab yang mulus. Kulit tanganku merasakan hawa yang makin hangat dan lembab ketika tanganku makin jauh menggerayangi pangkal kaki Mbak Nurul yang bak belalang itu. Gerakan tanganku terhenti ketika tanganku mulai menyentuh gundukan daging yang begitu lunak dan hangat,namun terasa masih terbungkus kain celana dalam. Beberapa saat aku meraba-raba gundukan daging lunak hangat itu mengelus-elusnya,yang ternyata kembali membuat Mbak Nurul merintih dan mengerang oleh rabaanku pada gundukan di selangkangannya.Bahkan
semakin lama aku semakin gemas,sehingga kemaluan montok wanita berjilbab yang masih terbungkus celana dalam itu bukan hanya aku elus-elus,namun tanganku lantas meremas-remasnya penuh nafsu.

Aku sempat melirik wajah Mbak Nurul yang masih terbalut jilbabnya,ketika wanita cantik ini merintih bahkan tubuhnya menggeliat.Aku hanya menyeringai ketika aku melihat wanita berjilbab
ini tidak menunjukkan tanda-tanda sadar dari pengaruh obat tidurku.Akupun kembali menciumi dan menjilati kaki telanjang ibu muda berjilbab yang tak pernah kulihat mulusnya saat sebelumnya.Tanganku masih meremas-remas kemaluan montok di selangkangan Mbak Nurul ketika
aku menciumi dan menjilati sepasang paha mulusnya.Sepasang paha putih ibu muda berjilbab yang mulus itu terasa hangat di bibir dan lidahku membuatku semakin terangsang oleh birahi.Paha yang bulat indah dan ditumbuhi bulu-bulu halus itupun terlihat mengkilat oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku.Aku melihat Mbak Nurul masih merintih-rintih dan tubuhnya menggeliat-geliat,bahkan kian lama rintihan wanita berjilbab itu kian terdengar jalang membuatku kian bernafsu.Akhirnya ciuman dan jilatanku terhenti ketika bibirku telah merasakan lembab dan hangatnya pangkal paha Mbak Nurul.

Aku menghentikan remasanku pada gundukan kemaluan Mbak Nurul yang masih tertutup celana dalam biru.Celana dalam yang dipakai ibu muda ini terlihat kusut karena remasan jari-jariku yang liar dan bernafsu.Dengan birahi yang menggelagak tanganku kini menarik celana dalam krem yang menutupi bagian tubuh Mbak Nurul yang paling pribadi ini.Mataku seakan tak berkedip,ketika celana dalam yang dipakai Mbak Nurul aku tarik ke bawah.Bermula dari tersembulnya rambut kemaluan
yang cukup lebat dan hitam itu,aku terus menarik turun celana dalam itu. Dan aku seakan terpakau ketika aku menraik celana dalam itu kian ke bawah,belahan kemaluan ibu muda yang kemerahan itu pun tersembul begitu menggiurkan.Akhirnya sesaat kemudian bagian tubuh wanita
berjilbab yang paling tersembunyi inipun terpampang tanpa penutup di depanku.Tubuhku mengigil oleh birahi melihat kemaluan telanjang Mbak Nurul di depanku ini.Terbayang kembali di benakku ,akan sebuah hasrat yang menjadi angan-anganku selama ini untuk menyingkap jubah Mbak
Nurul dan melihat keindahan di baliknya.Aku tak mengira bahwa keinginanku akan terwujud siang ini tanpa kesulitan sedikitpun.

Tapi belum sempat aku berkata kembali, tiba-tiba Mbak Nurul telah bangkit lantas membenahi jilbab dan pakaiannya dengan tergesa-gesa.Aku hanya mampu memandangnya ketika wanita berjilbab ini kemudian berlari keluar dari rumahku.Wajah cantiknya terlihat merah padam,dan aku lihat air mata mengalir menyusuri pipinya.

Beberapa saat aku termangu-mangu memandang kibaran jilbab putih yang lebar yang dipakai Mbak Nurul, saat ibu muda ini berlari keluar dari rumahku menuju rumahnya.Setelah wanita berjilbab itu hilang dari pandanganku aku menyeringai puas..

“Ternyata aku tak hanya mampu melihat keindahan tubuh yang selalu tertutup jilbab dan pakaian panjang itu,bahkan aku juga mampu menikmatinya..hehehehe..”bisik ku sambil terkekeh.

Aku masih tenggelam dalam lamunanku ketika akhirnya aku dikagetkan suara Faiz yang rupanya bangun dari tidurnya di kamarku.

“Oom Faiz mau pulang ” katanya .

Aku tersenyum memandang anak sulung Mbak Nurul ini. .

“Ya hati-hati yah..salam buat ibumu..ibumu memang
cantik,mulus,sintal,dan hebat luar biasa,cah
bagus …..hehehehehehe!!”kataku sambil terkekeh membuat bocah cilik
ini terheran-heran.

CERITA SEX MERASAKAN AIR MANI MELELEH KELUAR DARI KEJANTANANYA

CERITA SEX MERASAKAN AIR MANI MELELEH KELUAR DARI KEJANTANANYA




Cerita Sex Abg Bugil - Selama perjalanan menjalani kehidupan sebagai seorang Call Girl, banyak kualami bermacam perilaku sexual, banyak kupelajari kehidupan yang sama sekali tak pernah terlintas sebelumnya, mungkin sebagian besar masyarakat menyebut kelainan sexual, sebagian lagi menyebut gaya hidup bahkan sebagian lainnya menyebut petualangan, terserah dari sudut mana mereka memandang, tapi bagiku semua itu adalah expresi naluri liar yang ada dalam diri manusia. Sudah beberapa kali aku melayani tamu yang mempunyai fantasi sexual yang liar, mereka minta dilayani 2-3 wanita, meskipun sebenarnya kebanyakan dari segi fisik tidak mampu, tapi fantasi untuk diperlakukan bak raja mengalahkan logika mereka.


Sore itu seperti biasa aku sudah meluncur dari satu hotel ke hotel lainnya, dari satu ranjang ke ranjang lainnya, dari pelukan satu laki laki ke laki laki lainnya. Sebenarnya tamuku kali ini bukanlah seperti umumnya, dia mengaku bersama istrinya ingin main bertiga, katanya, ini adalah kali kedua aku melayani suami-istri (baca: “Ada Apa Dengan Cinta?”).

FILM BOKEP



Meskipun aku sudah ‘kebal’ dengan perilaku aneh, tapi aku masih belum bisa mengerti mengapa seorang istri membiarkan suaminya bercinta dengan wanita lain, di hadapannya pula, bahkan ikutan terlibat, tapi apa peduliku sejauh mereka membayar sesuai kesepakatan bagiku tidak ada salahnya.

Aku bukanlah seorang bi-sexual yang bisa melayani laki laki dan perempuan, aku juga cukup sering melayani seorang laki laki bersama gadis lainnya, tapi dengan sepasang suami istri sebenarnya memberikan sensasi yang jauh lebih tinggi daripada sekedar permainan bertiga umumnya.

Ketika sampai di kamar yang kutuju, istrinya, seorang wanita berkulit putih yang tidak terlalu cantik menyambutku di pintu kamar hotel di jalan Basuki Rahmat, usianya kutaksir awal 40-an tapi bodynya masih bagus seperti layaknya gadis 20-an, suaminya kelihatan acuh menyambut kedatanganku, mungkin berusia 50 tahunan, cukup jauh perbedaan mereka.

“Mas, ini Lily sudah datang nih”, kata si istri pada suaminya yang hanya melirikku sambil nonton TV.
“Hmm.., langsung aja suruh dia mandi”, perintahnya dengan angkuh tanpa melihatku.
Agak ragu juga aku melihat penerimaan suaminya seperti itu, mungkin dia tidak cocok denganku atau bagaimana, aku nggak tahu. Istrinya hanya melihat dan tersenyum ke arahku seraya menggandengku ke kamar mandi.
“Mandi dulu lalu kenakan ini” kata si istri menyerahkan piyama batik yang di ambil dari lemari.
“Bapak baik baik saja Mbak? kalau dia nggak cocok sama aku, lebih baik nggak jadi aja deh daripada dipaksain, ntar nggak bisa enjoy”, tanyaku melihat keangkuhan suaminya.

“Dia emang begitu, dingin dingin mau, lihat aja nanti, percaya deh sama aku”, jawabnya meyakinkan.
Si istri ternyata tidak keluar ketika aku mulai melepas kaos dan celana jeans-ku, dia malah ikutan melepas pakaiannya sambil melihatku mandi.
“Maaf Mbak, aku nggak bisa melayani Mbak”, kembali aku menegaskan posisiku ketika kulihat dia sudah hampir telanjang.
“Husss, aku juga nggak mau, jangan pikirkan itu, yang penting suamiku puas”
“Maass, mau ikutan mandi bareng nggak”, teriak istrinya dari kamar mandi, namun tak ada jawaban dari suaminya, bahkan sampai teriakan ketiga juga tidak terdengar jawaban.
“Body kamu bagus, pasti dia cepat mabok kepayang”, komentarnya saat melihatku mandi.

Selesai mandi aku tak jadi mengenakan piyama, aku dan si istri hanya berbalut handuk di dada, kami keluar bersamaan. Ternyata si suami sudah berbaring di atas ranjang, hanya mengenakan celana dalam, si istri memandangku penuh arti lalu menganggukkan kepala, aku segera mengerti. Tanpa rasa segan pada istrinya, aku menyusul suaminya ke ranjang, tapi sebelum sampai ke ranjang, si istri menarik lepas handukku hingga aku telanjang di depan suaminya.

“Wow, kamu cantik dan sexy dengan payudara yang indah”, komentar suaminya melihat tubuh telanjangku.
Aku hanya tersenyum mendengar pujiannya, langsung berjongkok di antara kedua kakinya, kuraba raba pahanya, terlihat kejantanannya yang menonjol dari balik celana dalamnya, sengaja kuperlambat irama permainan, tidak segera menyentuh kejantanannya.
“ciumi dadanya Ly, dia senang diperlakukan seperti itu”, bimbing istrinya yang duduk di samping suaminya.
Segera kunaiki tubuh si suami, kuciumi pipi dan lehernya, kujilati putingnya, lidah dan bibirku turun terus menyusuri dada dan perutnya, tanganku mulai meraba dan meremas remas kejantanan yang semakin keras.

Mereka berciuman ketika kulepas celana dalamnya, langsung keluarlah penisnya, tidak terlalu istimewa, biasa saja. Langsung kugenggam dan kuremas remas, kukocok kocok, mereka masih berciuman bibir sambil tangan si suami meremas remas buah dada istrinya.
“Kulum dan lumat dia”, perintah istrinya saat melihatku sudah mulai menciumi kejantanan suaminya.
Ketika lidahku mulai menyentuh kepala penisnya, kulihat sesaat suaminya melihat ke arahku.
“Uff.., ya terus sayang”, komentarnya, entah ditujukan padaku atau pada istrinya.

Kami segera kembali saling melumat bibir, kusapukan lidahku ke seluruh kepala dan batang penisnya, bahkan hingga kantong bola, desahannya tertahan di mulut istrinya. Mereka menghentikan ciumannya ketika kumasukkan kejantanannya ke mulutku, keduanya melihat bagaimana penis itu menerobos masuk di sela sela bibir manisku lalu meluncur keluar masuk dengan cepat, tangan si suami memegang kepalaku dan mendorongnya lebih dalam.
“Ssshhh.., kamu pintar manis.., terusss.., yaaa” desahnya kembali.

Tak lama saat si istri menyodorkan putingnya ke mulut suaminya, bergantian mereka mendesah. Aku masih menjalankan tugasku, menjilat dan mengulum saat suami istri itu berganti posisi, mereka membentuk 69, ke empat tangan bergantian mengocok penis itu diselingi jilatan dan kulumanku. Beberapa kali jeritan si suami terucap disertai pujian saat penis itu meluncur di mulutku, istrinya hanya tersenyum dan menatapku tajam setiap kali kulumat ataupun kusapukan lidahku pada kejantanannya, dia seperti menikmati, namun tak sekalipun bibirnya menyentuh penis suaminya, apalagi menjilati atau mengulum, entahlah.

Si istri memutar tubuhnya, dia mengatur posisi di atas suaminya, perlahan tubuhnya turun diiringi desahan nikmat, aku yang masih berada di selangkangan dengan jelas melihat bagaimana penis itu pelan pelan menguak liang kenikmatannya sambil kuelus elus kantong bolanya. Tubuh si istri langsung turun naik ketika berhasil melesakkan semua penis si suami, seperti naik kuda dia menghentakkan tubuhnya dengan kuat diiringi desahan desahan erotis.
Aku berpindah ke atas, kuciumi pipi si suami, dia langsung meraih kepalaku dan melumat bibirku dengan penuh gairah, lidah kami saling beradu, tangannya menggerayangi kedua buah dadaku, meremasnya agak kuat, sekuat goyangan istrinya di atas. Vaginaku terasa semakin basah melihat permainan liar istrinya, ingin segera merasakan kenikmatan yang di dapat si istri, tinggal tunggu kesempatan, pikirku.

Sambil mendapat kuluman bibir dan remasan, tanganku tanpa sedar mulai mempermainkan klitorisku sendiri, kusodorkan putingku ke mulut si suami, disambutnya dengan kuluman kuluman liar pula, dan akupun ikut mendesah. Ketika kulihat jeritan orgasme dari si istri, aku merasa giliranku segera tiba, kugeser tubuhku di belakang si istri, seperti orang yang sedang mengantri. Meskipun sebenarnya penampilan maupun wajah si suami tidaklah menarik perhatianku, tapi melihat permainan mereka aku jadi ikutan terbawa suasana, dan lebih lagi sensasi bercinta dengan laki laki di depan istrinya sungguh tak pernah kulupakan.
“Aduh Mas, enak banget, lebih asyik dari pada di rumah”, kudengar bisikan istrinya di sela sela sengalan napasnya, mereka berpelukan beberapa saat.

Aku masih di belakang si istri sambil mengelus elus kantong bola suaminya, berharap dia segera turun. Setelah istrinya turun, si suami menarikku dalam pelukannya, kami kembali berciuman dan bergulingan, dia mencumbui sekujur tubuhku, menjilati leherku, melumat kedua putingku. Vaginaku yang sudah basah semakin basah, ingin segera kumasukkan kejantantan itu, tapi rupanya dia masih ingin mempermainkanku lebih lama, padahal aku yakin penis tegangnya hanya beberapa mili dari liang kenikmatanku, bahkan sesekali kurasakan gesekan keras di bibir vaginaku, tapi belum juga terjadi penetrasi, aku makin tersiksa seperti cacing kepanasan, berulang kali permintaanku untuk segera melesakkan penisnya hanya ditanggapi dengan senyuman.

Istrinya yang dari tadi hanya melihat suaminya mencumbuiku, mulai ikutan, dia mengelus elus punggungnya, menciumi pantatnya lalu mengocok penisnya dengan tangannya, sesekali diusapkan ke vaginaku tanpa memasukkan. Kupeluk erat tubuh si suami di atasku, ingin rasanya segera mendapat kocokan di vagina, ciumannya turun hingga mencapai selangkanganku, lidahnya menjelajah seluruh daerah intim kenikmatan yang sudah basah, aku semakin mendesah terbakar birahi.

Tiba tiba si istri telentang di sampingku, menarik tubuh suaminya dari selangkanganku dengan paksa, tentu saja aku kecewa tapi apa dayaku, aku tak berhak untuk menuntut apa lagi menuntut layanan atas suaminya. Dengan hati dongkol aku terpaksa tersenyum saat si suami mengecup bibirku dan berpindah dari tubuhku ke atas tubuh istrinya. Aku masih telentang terdiam dengan perasaan dongkol, napasku yang mulai menderu semakin kencang saat melihat pantat si suami mulai turun naik dengan cepat di atas tubuh istrinya, diiringi desahan desahan nikmat mereka berdua.

Permainan mereka sungguh menggoda, aku jadi terbawa untuk ingin ikutan bermain bertiga, berulang kali kugoda mereka untuk mengalihkan perhatiannya padaku tapi sepertinya si istri selalu menghalangi ketika suaminya hendak beralih padaku, kecuali hanya sebatas cumbuan dan rabaan. Sambil mengocok istrinya, tangan si suami menggerayangi tubuhku, aku hanya mendesah sambil mempermainkan klitoris dengan jariku sendiri, tak kupedulikan lagi mereka, kini akupun ikutan mendesah dengan caraku sendiri, dibantu rabaan si suami.

Mereka bercinta dengan liar, berganti ganti posisi, aku selalu menempatkan diri supaya tubuhku terjangkau dari rabaan si suami, terkadang secara demonstratif kupermainkan klitorisku di depan si suami. Namun semua usahaku untuk merengkuh orgasma sia sia belaka, aku memang tak pernah melakukannya sendiri sampai orgasme dan memang tak inging karena selalu ada laki laki yang memenuhi hasrat ini, mana bisa dibandingkan kenikmatan kocokan penis dengan permainan jari di klitoris.

Ketika mereka berposisi doggie, aku berdiri di depan suaminya, kusodorkan vaginaku ke mukanya, dia menyambut dengan jilatan lidahnya di klitoris tanpa menghentikan kocokannya, kuremas remas rambutnya. Bahkan ketika aku ikutan nungging di atas tubuh istrinya, dia hanya menciumi vagina dan pantatku, aku hanya berharap dia memenuhi hasratku segera, paling tidak dengan kocokan jari jari tangannya sudah cukuplah saat itu, tapi tidak terjadi.

Entah sudah berapa kali kudengar teriakan orgasme dari si istri, tapi dia selalu menghalangi setiap kali suaminya berusaha menghentikan kocokannya dan beralih padaku. Akhirnya aku menyerah pasrah, mungkin nanti setelah babak ini tiba gilirannya. Kupeluk si suami dari belakang, yang mengocok istrinya, buah dadaku menempel rapat pada punggungnya yang berkeringat, terasa hangat, kugesek gesekkan sambil meraba raba dada dan perut yang agak buncit itu, sesekali kuciumi tengkuknya, dia menggeliat geli. Tangannya kubimbing ke selangkanganku, namun dia hanya mengusap usap klitoris dan menggesek bibir vaginaku tanpa berusaha memasukkannya, bahkan ketika kupaksa memasukkan jari jarinya, dia malah menariknya, aku semakin hopeless. Mereka bersetubuh dengan liar seakan melupakan keberadaanku di kamar itu.

Harapanku semakin terbang menjauh saat kudengar teriakan kenikmatan puncak mereka berdua secara bersamaan. Si suami segera menarik keluar kejantanannya, membalik tubuh istrinya lalu menjepitkan penis yang masih basah karena cairan kenikmatan itu di antara kedua buah dadanya. Kulihat berulang kali si istri menghindar dan menutup rapat bibirnya saat kepala penis mengenai mulutnya.

Si suami melihat ke arahku, seperti baru sadar aku ada, ditariknya tubuhku lalu ditelentangkan di samping istrinya, dia beralih menaiku tubuhku dan menjepitkan penisnya ke buah dada sambil memainkan putingku hingga akhirnya melemas beberapa menit kemudian, diakhiri dengan kocokan di mulut. Kurasakan aroma sperma yang kuat menyengat memenuhi rongga mulutku, pasti sudah berampur dengan cairan istrinya. Dia tersenyum puas, tanpa kata meninggalkanku sendirian di ranjang, menyusul istrinya ke kamar mandi. Tak lama kemudian kususul mereka yang sedang mandi, berdua dengan istrinya kami memandikannya.

Babak selanjutnya ternyata tak lebih baik, sepertinya mereka memang menyewaku hanya untuk menambah sensasi, perananku sebagai foreplay dan penutup tanpa aku bisa merasakan permainan yang sebenarnya, seperti layaknya figuran yang hanya numpang lewat penambah indahnya permainan.

Pukul 23:30, setelah membersihkan diri dan mandi, aku pamit pulang, sebenarnya mereka masih mengharapkanku untuk menginap, melanjutkan permainannya, namun meskipun statusku dibayar tapi kalau berperan seperti itu tentu merupakan siksaan yang berat. Dengan alasan aku sudah ada janjian dengan orang lain, maka mereka tidak bisa menahanku lebih lama lagi karena memang sebelumnya tidak ada permintaan untuk menginap.Akhirnya mereka melepaskan kepergianku, mungkin dengan kecewa. Hingga keluar kamar meninggalkan mereka berdua, aku tidak tahu nama suami istri tersebut, hal ini bukan pertama kali terjadi, bahkan terkadang meskipun kami tidur dan bercinta semalaman tak jarang aku tidak tahu nama orang yang telah meniduri dan menikmati tubuhku.

Akupun langsung naik ke lantai 9, karena memang sudah janjian untuk menemani menginap dengan tamuku yang lain.
Dengan tamuku inilah aku berharap bisa menumpahkan segala birahi yang tertahan sejak tadi, ingin kuberikan servis yang sepenuhnya, bercinta hingga pagi, nonstop.

Pak Beni, nama tamuku berikutnya, ternyata sudah menungguku, terlihat sinar kelelahan di matanya.
“Ah akhirnya kamu datang juga, hampir kutinggal tidur”, sambutnya ketika membukakan pintu kamar.
“Maaf Pak, habis tadi teman teman ngundang pesta ulang tahun dulu, untung aku bisa ngabur nemuin Bapak”, jawabku berdalih.

Mana mungkin aku berterus terang kalau sedang menemani tamu lainnya. Sudah menjadi watak dasar manusia, meskipun statusku hanyalah gadis panggilan tapi kalau mendengar aku sedang bersama laki laki lain selalu timbul rasa cemburunya, ini berdasarkan pengalamanku.

Aku langsung mandi, dua kali dalam waktu tidak lebih 10 menit, di kamar yang berbeda dan dengan orang yang berbeda pula, sekedar meyakinkan bahwa tidak ada lagi sisa sisa dari tamuku sebelumnya. Selesai mandi kukenakan piyama yang ada di lemari dan kutemani Pak Beny yang sedang tiduran di ranjang menungguku.

“Bapak capek ya, sini aku pijitin”, aku menawarkan diri.
“Pijit beneran ya, kebetulan aku lagi capek dan ngantuk, dari Jember tadi, jalanan macet lagi”, jawabnya sambil langsung tengkurap.
Sepuluh menit aku memijit kakinya, kudengar dengkur kelelahan dari Pak Beni, rupanya dia sudah tertidur kelelahan, meninggalkanku seorang diri dalam keadaan masih terbakar gairah. Tak tega rasanya membangunkannya, dan tidaklah etis kalau aku memaksa dia untuk melampiaskan nafsuku, maka akupun kembali “menganggur” mendengarkan dengkurannya.
“sungguh malam yang sial” pikirku, baru kali ini aku dibooking oleh 2 laki laki dalam semalam tanpa merasakan penis di vaginaku. Dengan susah payah akhirnya akupun tertidur di sampingnya dalam keadaan birahi yang masih menggantung tinggi.

Keesokan paginya saat aku terbangun, kulihat Pak Beny sudah rapi bersiap untuk pergi.
“Pagi Pak, maaf aku baru bangun, abis Bapak nggak ngebangunin sih”, sapaku lemah.
“Sorry, semalam aku tertidur, habis pijitanmu enak sih, dan lagi badanku terasa capek banget”, jawabnya sopan.
Kulihat dia meletakkan amplop putih di atas meja.
“Aku ada rapat nanti jam 9 ini, kalau kamu pulang titipkan saja kuncinya di receptionist dan ini uang kamu”, lanjutnya.

Pak Beny adalah pelanggan tetapku, setiap kali ke Surabaya dia selalu mem-booking-ku, biasanya kami bercinta hingga pagi, tapi kali ini lain. Mungkin karena sudah “akrab” dia tetap membayarku meskipun dia tidak menerima servis atau menikmati tubuhku, aku jadi nggak enak dibuatnya.
“Ah nggak usah Pak, toh kita nggak ngapa ngapain, lagian aku sudah numpang tidur di sini”, aku menolak pembayarannya.
“Jangan begitu, kamu toh sudah meluangkan waktumu menemaniku tidur, jadi sudah hak kamu untuk mendapatkannya”
“Tapi aku kan tidak berbuat apa apa untuk Bapak”, aku masih bersikeras
“Itu salahku dan aku tidak mau kesalahan itu merugikan kamu”
Aku terdiam sesaat.

ibcqq.me

Yukk...! Nonton Video Bokep Disini :
Film Bokep Asia: http://www.sekskiukiu.ml/
 Film Bokep Japan   : http://www.sangeaja.ml/
Film Bokep Korea   : http://www.dewasasex.com/
Film Bokep Indonesia   : http://www.virusdewasa.com/


“Aku tidak bisa terima pemberian tanpa mengerjakan apa-apa”
“Ya udah kalo begitu bersihkan kamar sebelum pergi”, katanya sambil tertawa.
“Bapak kan rapat jam 9, sekarang masih jam 8, jadi ada waktu 30 menit kan”, bujukku sambil mendekatinya.
Kupeluk tubuhnya yang setinggi telingaku itu, sambil tanganku meremas remas selangkangannya.
“Kamu memang pintar ngerayu, maumu apa” tanyanya pura pura
“Paling 10 menit aja” jawabku meyakinkan sembari membuka resliting celananya, dia diam saja.
“Mana bisa 10 menit, paling tidak 30 menit”
“Percaya aku deh, 10 menit tidak lebih, bahkan mungkin kurang”, tantangku sambil mengeluarkan dan mengocok penisnya.

Kuciumi lehernya, aroma parfumnya terasa lembut menyengat, kukeluarkan kejantanannya, dia mulai mendesis dan menjamah dadaku, tangannya diselipkan di balik piyama, meremas remas lembut bukit ranum di dadaku. Aku merosot turun dari pelukannya, berlutut di depannya, penisnya tepat di depanku, sedetik kemudian kulahap habis dan keluar masuk ke mulutku. Pak Beny mendesis, meremas remas rambutku dan mulai menggerakkan pinggulnya mengocok mulutku.

Lidah dan bibirku bergerak lincah sepanjang penis yang makin keras menegang, sesekali kuselingi dengan gigitan ringan menggoda. Aku lalu duduk di atas meja menghadapnya, piyama sudah melayang dari tubuhku, kusapukan penis tegangnya, tanpa menunggu lebih lama, dia mendorong masuk melesakkannya ke vaginaku, terasa sedikit sakit dan perih karena vaginaku masih kering, hanya air liurku yang ada di batang penis menjadi pelumas, dengan sedikit usaha akhirnya bisa tertanam semuanya. Terasa begitu nikmat setelah tersiksa semalaman, seperti biasa, Pak Beny langsung mengocokku dengan cepat dan keras, permainannya memang cenderung kasar namun menimbulkan kesan erotis.

Dia meremas remas kedua buah dadaku dengan keras, tiba tiba secara kasar dicabutnya penis itu, tubuhku dibalik, aku menungging di depannya, tanganku bersandar pada meja, detik berikutnya dia mulai memompaku dari belakang, tepat menghadap cermin di atas meja. Aku terdongak merasakan sodokan demi sodokan, ditariknya rambutku ke belakang, lalu pegangannya beralih ke buah dadaku dan meremasnya kuat. Aku menjerit antara sakit dan nikmat, Pak Beny tak mempedulikan jeritanku, semakin kuat dia membenamkan ke vaginaku, sesekali diiringi tamparan ringan pada pantatku, terasa agak panas, semakin aku mendesah semakin kuat tamparannya, kutoleh wajahnya menyeringai menikmati permainan ini, pantatku sudah agak memerah.

Permainan kasarnya membawaku melayang mengarungi lautan kenikmatan, aku mengimbangi dengan goyangan pantat, meremas remas kejantanannya yang berada di vaginaku, akhirnya kurasakan tubuhnya menegang, cengkeraman di buah dadaku makin kuat dan menyemburlah cairan nikmat memenuhi celah celah kenikmatanku, terasa hangat, seiring dengan denyutan denyutan kuat menghantam dinding-dinding kewanitaanku. Pak Beny menjerit keras dalam kenikmatan bercinta saat kuremas remas dengan otot otot vaginaku.

Meskipun aku belum orgasme tapi aku sudah puas melihat tamuku mendapat kenikmatannya. Segera kucabut penisnya, kuraih dan kugenggam, ternyata masih cukup keras. Aku mengambil piyama yang tergeletak di lantai untuk membersihkan penis itu, tapi Pak Beny mendorong tubuhku turun, mengerti maksudnya, maka kukulum kembali penisnya sambil kusapu-sapukan ke wajahku, bau sperma sangat kuat, lebih tajam dari punya tamuku tadi malam.

“8 menit, ternyata kamu memenuhi janjimu, tak lebih dari 10 menit”, katanya saat aku “mencuci” penisnya dengan mulutku.
Dia langsung memasukkan kejantanannya kembali ke ‘sarang’nya setelah dirasa cukup bersih.
“Kuncinya kasih aja ke receptionist kalau kamu pulang nanti”, katanya sambil menutup resluiting celananya.
“Nanti siang kalo Bapak masih mau ngelanjutin, HP aja ya”, kataku sebelum dia meninggalkan kamar.
Aku tahu bagi dia tentu belum cukup kalau hanya permainan cepat seperti itu dan aku yakin uang yang dibayarkan adalah untuk tarif menginap seperti biasanya, meskipun aku belum membuka amplop itu.
“Tergantung nanti”, jawabnya seraya menutup pintu kamar.

Sepeninggal Pak Beny, aku kembali rebahan di ranjang, ingin melanjutkan tidurku yang tidak terlalu nyenyak, kunyalakan HP dan membaca SMS yang masuk, tidak ada booking-an yang masuk, semua SMS hanyalah ajakan hura hura nanti malam.

Aku kembali terlelap dalam pelukan ranjang hangat nan empuk, tiba tiba HP-ku berbunyi, agak malas juga menerimanya, ternyata Pak Indra, salah satu tamu langgananku yang unik.
“Haloooo, pagi Bapak”, suaraku agak parau.
“Pagi Non, baru bangun rupanya ya”, suara dari seberang sana.
“Ih Bapak sok tahu deh”, jawabku manja
“Dari suaranya emang kelihatan kok, masih parau”
“Ah udah lama kok, tapi tidur lagi, abis cuacanya ngajak tidur sih”, aku memberi alasan karena diluar memang mendung.

“Ya udah, kalo nggak ada acara kita ketemu yuk, gimana?”, ajaknya
“Kapan dan dimana?”, aku mulai antusias mendengarnya.
“Gimana kalo sekarang aja, aku lagi ada seminar di hotel xxxx, giliranku nanti setelah makan siang, jadi kita bisa ketemu sebelumnya, kalo sesudahnya nggak bisa, gimana?”
Aku terdiam kaget, entah kebetulan macam apa ini, ketiga tamuku berturut turut berada di hotel yang sama, tinggal naik atau turun lantai.
“Halooo, gimana Ly, bisa nggak?”
“Pagi ini? Kasih aku satu jam deh, mandi dulu, sarapan dulu, dan pagi gini biasanya kan macet, Bapak di kamar berapa sih?”
Dia menyebutkan nomor kamarnya, berarti aku harus naik lagi 2 lantai, sengaja aku minta waktu lebih lama supaya tidak curiga kalau kami berada di hotel yang sama.

Kumanfaatkan waktu yang tersisa dengan mandi dan berendam di bathtub, air hangat serasa melemaskan otot ototku dan meredakan ketegangan yang ada dalam diriku, begitu relax dan santai. Lebih 30 menit kuhabiskan dalam nikmatnya pelukan air panas di pagi hari, segera aku berpakaian, pakaian yang semalam terpaksa kukenakan kembali untuk menemui tamuku ketiga dengan pakaian yang sama, make up tipis kusapukan ke wajahku dan tak lupa Issey Miyake menambah semarak aroma tubuhku. Setelah mengemasi barangku dan memastikan tak ada yang tertinggal, kupanggil Room Boy untuk menitipkan kunci ke receptionist dengan diselipi selembar 20 ribuan, kulihat dia begitu gembira menerima rejeki di pagi hari. Kususuri koridor menuju Lift, beruntunglah sepanjang jalan menuju kamar Pak Indra tak kujumpai orang yang kukenal (hal ini sering terjadi, terutama di hotel ini yang merupakan favorit tamuku setelah Shangri La).

Pak Indra menyambutku dengan ciuman di pipi, penampilannya masih seperti biasanya, tenang, lembut, ganteng dan elegant di usianya yang sudah pertangahan 40 tahun. Dia seorang dokter, katanya sih spesialis tapi aku tak tahu spesialis di bidang apa. Kumis dicukur rapi dengan dasi pink menghiasi stelan kemeja yang berwarna sama.
“Udah lama nunggu Dok?”, sapaku setelah melepaskan diri dari pelukan dan ciumannya.
“Jangan panggil gitu ah, kayak pasien aja, aku baru datang, belum juga duduk kamu udah nongol”

Pak Indra adalah salah satu tamu yang terbilang unik, dia lebih suka mengobrol dan curhat dari pada harus bercinta, entah kenapa, tak jarang dia memuji muji kecantikan dan kebaikan istrinya, toh meskipun begitu dia nyeleweng juga, secara garis besar aku jadi tahu kehidupan pribadi keluarganya, baik itu istri maupun anak anaknya secara mendetail, mulai namanya, kerjanya, umurnya, bahkan aku juga tahu dimana anak anaknya sekolah. Dia begitu terbuka padaku, tapi aku tak pernah tahu alasan dia berselingkuh.

Seperti kebiasaannya, kami duduk berseberangan di sofa, seperti orang yang lagi bicara bisnis, tak ada pembicaraan yang menjurus ke sex ataupun porno, semua hanyalah masalah ringan tentang politik, film, TV, musik dan untunglah aku yang sering nonton TV maupun baca majalah bisa meladeni pembicaraannya, jadi nggak timpang. Cangkir Chinese Tea dan snack yang ada di meja di depan kami sudah habis, mungkin sudah lebih setengah jam kami ngobrol tapi tak ada tanda tanda untuk mulai permainan panas, aku sudah mahfum akan kebiasaannya, jadi tak perlu buru buru.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10:47 ketika dia menggandengku ke ranjang, kami saling melepas pakaian, menyisakan celana dalam dan bra hitam berenda putih, kontras dengan kulitku yang putih mulus, dia memandangiku sejenak.
“Kamu makin cantik dan sexy”, komentarnya.

Dengan sopan Pak Indra merebahkan tubuhku di atas ranjang. Bibir lembutnya menyapu kening, pipi dan bibirku, aku terpejam menikmati sentuhan lembutnya menyusuri wajahku. Sapuannya perlahan menjelajah turun, leher dan dada adalah favoritnya, masih dengan lembut dia mengeluarkan kedua bukitku dari ‘sarang’nya. Lidahnya langsung mendarat di puncak bukitku dan menari nari mempermainkan putting yang merah kecoklatan, aku mendesah merasakan kenikmatan yang mulai menjalar ke sekujur tubuhku. Tangan Pak Indra berpindah dari remasan di dada ke selangkangan, diselipkannya di antara celana dalamku, dia menggesek-gesekkan jarinya di bibir liang kenikmatan, masih kering. Bibirnya bergerak turun ke perut dan berhenti di antara kedua kakiku, dengan kedua giginya dia melepas celana dalam yang menghalangi gerakannya.

Aku menjerit tertahan saat lidahnya mulai menyentuh klitorisku, ada kekhawatiran kalau dia, seorang dokter, masih bisa mendeteksi sisa sisa sperma yang ada di rongga kewanitaanku, meskipun aku sudah berusaha untuk membersihkannya sejauh mungkin. Kecemasanku perlahan hilang saat bibirnya mulai mempermainkan bibir vaginaku, dengan gerakan yang kurasa indah disusurinya celah celah kewanitaan di selangkanganku, sungguh terasa kenikmatan yang berbeda dari jilatan lainnya, aku semakin mendesah nikmat sambil meremas remas kedua buah dadaku, sesekali kujepit kepalanya dengan pahaku dan meremas remas rambutnya.

Pak Indra hanya tersenyum melihat kenakalanku tapi dia terus melanjutkan permainan lidah dan mulutnya. Puas bermain di selangkangan, ciumannya kembali naik ke perut, dada dan untuk kesekian kalinya kami saling melumat dan bermain bibir, lidah beradu lidah. Pak Indra membalik tubuhku, dijilatinya telinga, tengkuk dan sekujur punggungku hingga ke pantat, aku menggelinjang geli apalagi tangannya tak henti mempermainkan vagina dan klitoris. Memang kegemaran dan keahlian Pak Indra adalah melumat seluruh tubuh pasangannya, mungkin ini adalah kompensasi atas kelemahan yang dia miliki.

Entah berapa kali vaginaku mendapat sedotan dan kuluman nikmat darinya. Kami berpelukan mesra dan bergulingan, giliranku untuk memuaskannya, ciumanku turun ke lehar dan dada, kukulum dengan gigitan ringan di putingnya, Pak Indra menggelinjang, lidahku menyusuri perutnya yang rata seolah tanpa lemak. Akhirnya kulepas celana dalamnya, tampaklah kejantanan yang masih tergolek lemas, inilah ke-unikan dari Pak Indra, dia menderita impotensi ringan (menurutnya sih), laki laki normal pasti sudah tegang setelah cumbuan cumbuan seperti itu, tapi ini kasus lain, karena aku sudah berulang kali melayani dia, akupun sudah mempersiapkan mental untuk itu.

Kugenggam penisnya yang lemas, ingin ketawa rasanya melihat penis yang begitu tidak berdaya, padahal masih relative muda, tapi tentu saja kusimpan rasa itu beralih ke rasa kasihan. Kuciumi dengan penuh kasih sayang pada penis yang tidak pernah memberiku kepuasan itu, seperti menciumi mainan anak anak, tak ada sama sekali kesan kalau penis itu merupakan alat kejantanan dan kebanggaan laki laki. Begitu bersih dan kemerahan seperti penis anak anak, mungkin karena tidak pernah dipakai, karena itu tanpa ragu dan ada perasaan jijik kujilati dan kumasukkan dalam mulutku, semua bisa kulahap masuk, hidungku menyentuh rambut kemaluannya. Pak Indra mulai mendesis saat kupermainkan lidahku pada penisnya yang masih berada di mulutku, ingin kugigit karena gemas.

Beberapa menit penis itu mulai sedikit menegang, tapi masih jauh dari memenuhi syarat untuk bisa penetrasi, kombinasi kuluman dan kocokan tangan disertai elusan lembut di kantong bola membuatnya mekin mendesah desah dalam irama kulumanku.
“Kita coba Ly”, katanya, seperti kebiasaannya.
Aku telentang di sampingnya, kubuka kakiku lebar lebar, dia mengambil posisi di atas seperti layaknya laki laki siap bersetubuh, kubantu menggesekkan penisnya ke vaginaku, belum berhasil, beberapa kali kucoba tetap saja masih kurang perkasa menembus liang kenikmatanku, malahan semakin melemas. Terpaksa kuambil inisiatif lain, kuminta dia telentang, kukulum dan kupermainkan sejenak seperti tadi, sedikit menegang, segera kunaiki tubuhnya dan kuusapkan ke bibir vaginaku, namun kembali tidak membuahkan hasil.

Setelah beberapa kali usaha dengan bermacam cara akhirnya kami menyerah, terpancar sinar kekecewaan di wajahnya meskipun senyuman menghiasi wajahnya. Aku merasa gagal untuk memuaskannya, meskipun hal itu terjadi setiap kali kami bertemu, terkadang hanya sekali penetrasi tapi begitu ditarik tidak bisa masuk lagi, namun kali ini gagal total. Akhirnya kuputuskan memuaskannya dengan cara lain seperti yang biasa kulakukan pada Pak Indra. Aku berlutut di antara kakinya, dia hanya telentang menunggu permainanku.

Menit pertama hanya kuciumi seluruh batangnya, menit selanjutnya jilatanku merambah ke daerah kantong bola, menit selanjutnya penis lemas itu sudah keluar masuk mulutku diiringi permainan lidah dalam rongga mulut. Pak Indra mendesah kenikmatan dengan caranya sendiri, basah seluruh selangkangannya karena ludahku yang bercecer di daerah itu, kombinasi antara jilatan, kuluman dan kocokan cukup membuatnya terbuai dalam gelombang kenikmatan yang kuberikan.

Kami berubah posisi 69, dengan posisi ini kami bisa saling memberikan kenikmatan, harus kuakui kepiawaiannya bermain oral ikutan membawaku melayang, meskipun sangat jarang aku bisa orgasme hanya dengan oral, tapi saat ini kenikmatan seperti itu sudah cukup bagiku, dari pada tidak sama sekali

Tak lama kemudian kudengar teriakan keras disusul sedotan kuat pada vaginaku, sedetik kemudian kurasakan sperma meleleh pelan keluar dari kejantanannya, segera kumasukkan penisnya ke dalam mulutku dan kurasakan spermanya yang asin gurih membasahi lidahku, aromanya masih keras kurasa. Dan penis yang lemas itupun semakin melemas dalam mulutku.

CERITA SEX CAIRAN SPERMA KENTAL MENGALIR DIDALAM LIANG MEMEKKU

CERITA SEX CAIRAN SPERMA KENTAL MENGALIR DIDALAM LIANG MEMEKKU




Cerita Sex Abg Bugil - Sudah dua hari ini, aku harus menjemput Fanny dengan menggunakan taksi. Mobilku lagi ada di bengkel, tapi nggak apa-apa. Sewaktu sedang menunggu Fanny keluar sekolah, aku melihat-lihat sekeliling… halaman sekolah dipenuhi ibu-ibu muda yang juga sedang menunggu anak-anaknya. Tapi aku males banget bila harus bersosialisasi dengan mereka.


Aku terus melihat-lihat, sampai akhirnya pandanganku tertumbuk pada seorang pria, yang keberadaannya sangat aneh sekali. Maksudku, kebanyakan yang ada di sini adalah ibu-ibu. Kenapa ada bapak-bapak disini?
Yaaa…. Kalau diperhatiin, bapak yang satu ini sih cukup masuk dalam Sedang asik-asiknyaJkriteriaku. Tinggi, putih dan mmhh… ganteng juga ngeliatin si bapak itu, tiba-tiba bel sekolah berbunyi. Waahhh…. Sebentar lagi, halaman ini akan dipenuhi anak-anak kecil yang berlarian mencari ibunya. Berarti aku harus siap-siap….

FILM BOKEP



Benar saja, tak lama kemudian, halaman ini penuh dan berisik sekali. Aku mendongakkan kepalaku untuk mencari Fanny. Tapi nggak lama… Fanny datang menghampiriku. Dia berlari ke arahku… “Mami…” teriaknya lucu. Dia berdua dengan temannya, anak laki-laki kecil yang lucu banget tampangnya.

“Halo sayang…” kataku, “ini siapa?”
“Namanya Haikal, mami!” jawab Fanny, “Haikal ini teman aku”
“Halo Haikal… kamu nunggu mami kamu juga ya?” tanyaku pada Haikal.
“Nggak tante… aku nunggu Ayah. Soalnya mami lagi pergi… 1 minggu!” katanya tegas tapi lucu, sambil mengacungkan 1 jarinya.
“Ooo… Ayahnya sudah datang?” tanyaku lagi.
“Sudah… itu” jawab Haikal sambil menunjuk sosok pria yang sedang setengah berlari menghampiri kami. Ternyata, cowok ganteng yang dari tadi aku liatin adalah Ayahnya Haikal.

“Halo… ibunya Fanny ya?” katanya membuka pembicaraan.
“Oo.. tahu Fanny ya?” kataku.
“Iya… Haikal sering cerita tentang Fanny. Rupanya mereka teman akrab!” katanya lagi, “O iya… namanya siapa?” tanya ayah Haikal, “Saya Fachri!” sahutnya.
“Eh… mmhh… Mia!” jawabku.
“Mia sama Fanny mau langsung pulang?” tanya Fachri.
“Mmmh… iya sih. Kenapa memangnya?” jawabku.
“Nggak papa. Cuma mau ngajak makan siang bareng aja. Gimana? Mau ikut?”
“Terserah Fanny… kalau dia mau, aku sih ikut aja!” jawabku.
Lalu Fachri bertanya ke Fanny, “Fanny mau ikut Om makan dulu nggak. Sama Haikal?”
“Mau.. tapi mami ikut!” jawab Fanny lucu.

Tanpa banyak bicara lagi, akhirnya kami berempat (dengan menggunakan mobil Fachri) meluncur ke arah Kemang untuk makan siang.

Sambil makan, Fachri bercerita banyak tentang kehidupan rumah tangganya. Menurutku, keluarga Fachri termasuk keluarga harmonis, walaupun pekerjaan istrinya banyak menyita waktu, namun pada dasarnya, mereka cukup harmonis.

Yaa… aku mencoba membandingkannya dengan keluargaku sendiri, walaupun Tino sibuk dengan pekerjaannya (dan aku sibuk dengan orang-orang yang mengerjai), pada dasarnya, kami pun cukup harmonis (selama Tino tidak ). Cukup lama juga kami di Kemang,Jtahu dengan ulah istrinya ini sebelum akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Fachri mengantarkan aku dan Fanny sampai di rumah. Setelah ngobrol sebentar dan tukeran no telf (rumah dan hp), Fachri dan Haikal pun pulang.

Sekitar jam 9 malam, suamiku sampai dirumah. Saat itu, aku sedang membaca novel yang baru aku beli kemarin. Setelah selesai mandi, suamiku langsung berbaring di tempat tidur.

“Kamu nggak makan, mas?” tanyaku.
“Mmh… tadi sudah. Aku sama Andre makan di kantor. Aduh… Mi… pekerjaanku makin lama makin menumpuk. Btw, besok aku lembur dan paginya aku harus langsung ke Menado.” Kata suamiku.
“Loh? Terus kalo besok lembur, malamnya kamu pulang?” tanyaku lagi.
“Enaknya sih aku nginap di kantor ya…. Ya udah deh, kamu tolong siapin baju-bajuku aja ya…”
“Berapa lama di Manado, mas?”
“Kurang lebih 1 minggu….!”

Wow… lama sekali, pikirku. Berarti kesempatanku untuk berpetualang, di mulai lagi. Tapi sama siapa ya? Alex… Sekarang dia tinggal di Semarang ; Andre… dia pergi ke Manado ; Vito… mmh.. suasana hubunganku dengan dia lagi nggak enak… yaahh… liat aja deh besok-besok.

Keesokan harinya, Tino berangkat sekitar jam 5 pagi… ke kantor, lembur & menginap di kantor dan esoknya langsung ke Menado. Setelah Tino berangkat, akupun langsung menyiapkan baju dan sarapan untuk Fanny yang mau berangkat sekolah. Sekitar jam 6an, hp ku berbunyi… ternyata Fachri.

“Pagi Mia…” kata suara ramah di seberang sana.
“Pagi Fachri… kok telfonnya pagi bener?”
“Mmh… nggak papa kan?”
“Ya.. nggak papa sih… Cuma heran aja, kok pagi-pagi telfon. Gimana Haikal, dah siap berangkat sekolah belum?”
“Sudah sih.. karena nggak ada ibunya, makanya aku bangun pagi-pagi untuk nyiapin semuanya… uuhh… capek juga ya?”
“Waahh… contoh ayah teladan! Sekarang lagi ngapain?”
“Siapa? Haikal apa aku?”
“Kamu!”
“Oo… lagi ganti baju.. mau nganterin Ikal. Kamu sendiri?”
“Aku juga lagi ganti baju… habis mandi! Sekarang lagi pake celana dalam! Kenapa emangnya? Mau bantuin?”
“Bantuin apa? Bantuin kamu pake cd? Mmmhh…. Mau banget!” Kata Fachri sembari tertawa kecil.
“Uuu… maunya!!”
“Eh… Mi… nanti mau bareng nganter Fanny ke sekolahan nggak? Kalo mau, nanti aku mampir dulu ke situ. Gimana?”
“Ya udah… lagian mobilku juga belum selesai servis. Masih di bengkel. Jam berapa mau dateng?”

“Mmhh… kalo kamu masih bertahan pake cd aja, aku pasti cepet datengnya!” goda Fachri.
“Dasar kamu tuh… pagi-pagi udah iseng…”
“Ya udah… gimana? Masih bertahan nggak?”
“Ntar dulu deh… perjalananmu ke sini kan kurang lebih ½ jam… kalo’ kamu bisa sampai disini dalam 20 menit, pas buka pintu, aku pasti masih pake kimono mandi. Gimana?”
“Tapi pake cd?”
“Ya… iyalah….”
“Mmmhh… gak usah deh…!”
“Terus aku bugil?”
“Iya!”
“Topless aja ya….”
“Mmmhhh…. Ok!”
“20 menit ya….!!!”
“OK!”

Sambil senyum-senyum, akupun memutuskan hubungan telfon dengan Fachri. Dalam hati aku berkata. ‘Thanks God… akhirnya bisa ngewe juga. Sama cowok Arab lagi… Wah, enak banget kali ya, pagi-pagi di genjot kontol Arab?! Beruntung banget sih kamu…!’ sambil mengelus memekku sendiri.

Setelah itu, aku membantu Fanny ganti baju hanya dengan memakai g-string tipis tembus pandangku yang berwarna senada dengan kulit tubuhku. Sementara diatas, aku membiarkan toket besarku yang indah ini menggantung bebas. Tentu saja Fanny bertanya dengan heran…

“Kok mami belum pakai baju…. Kan sebentar lagi aku berangkat sekolah…”
“Iya… iya… tapi nanti kita dijemput sama Om Fachri. Nanti Om Fachri ke sini dulu! Nyamper kita”
“Sama Haikal?”
“Ya… iya… sama Haikal. Kan mau sekolah juga”
“Tapi mami kok belum pakai baju? Nanti kalau Om Fachri dateng, gimana? Emang mami nggak malu, ininya keliatan?” Kata Fanny sambil memegang toketku.

Aku mau menjelaskan ke Fanny soal perjanjianku dengan Fachri, tapi daripada sudah berpanjang lebar Fannynya nggak ngerti juga, akhirnya aku jawab aja sekenanya..
“Mami belum pakai baju, soalnya mami nanti mungkin mau di pakai sama Om Fachri.”
“Di pakai gimana?”

ibcqq.me

Yukk...! Nonton Video Bokep Disini :
Film Bokep Asia: http://www.sekskiukiu.ml/
 Film Bokep Japan   : http://www.sangeaja.ml/
Film Bokep Korea   : http://www.dewasasex.com/
Film Bokep Indonesia   : http://www.virusdewasa.com/


“Ya… memeknya mami mau dipakai sama kontolnya Om Fachri…”
“Oo… mau gituan dulu ya…”
“Gituan apa?”
“Ya.. yang kayak waktu sama Om Vito, sama Om Alex itu maam….” Kata Fanny lucu.
“Ooo… iya… kayak gitu. Tapi jangan bilang-bilang ke Om Fachri soal Om Vito, Om Alex, Om Andre…. Ya? Soalnya Om Fachri kan ada keturunan Arabnya. Kata Tante Keke, orang Arab kontolnya gede-gede. Mami mau nyobain. Makanya jangan cerita2 soal papi-papi mu yang lain itu ya?”
“Iya!” sahut Fanny, “tapi nanti aku sama Haikal ngapain?”
“Ya… kamu sama Haikal ngeliat mami aja!”
“Nggak boleh ikut gituan juga?”

Aku tertawa mendengar perkataan Fanny, “Ya nggak boleh… besok kalo Fanny sudah besar, Fanny boleh deh begituan!”
“Kalo gituan, namanya apa sih mam?”
“Mmhh… namanya banyak. Ada yang bilang ngewe, ngentot, ML…. pokoknya banyak deh…!”

Kami terus ngobrol sampai akhirnya aku mendengar pintu pagar ada yang membuka. Aku tahu itu Fachri… spontan aku lihat jam… wow… Cuma 15 menit lebih sedikit. Sambil berjalan ke depan, aku berfikir akan memberikan Fachri bonus. Sebelum membuka pintu, aku melepas kain peradaban terakhir yang menutupi memek sempitku ini dan melemparnya asal ke arah sofa. Sambil masih mengenakan kimono mandi, aku membukakan pintu.

“Kok cepet datengnya?” tanyaku ke Fachri sambil menggandeng tangannya.
“Gimana nggak cepet? Orang ditawarin ngeliat toket… pagi2 lagi!”
“Diih… siapa yang bilang mau ngeliatin toket?” tanyaku genit.
“Ooo… nggak mau nepatin janji?”
“Kan aku bilang, kalo’ kamu datengnya cepet, aku masih pake kimono tapi nggak pake BH… gitu doang kok…”
“Yaahh… terus aku nggak boleh liat?” tanya Fachri sedikit kecewa.
“Emangnya kalo sudah liat, mau diapain?”
“Toketmu?”
“Iyalah…”
“Mau aku remes2!!!”
Nggak boleh…” kataku sambil berlari kecil setelah sebelumnya meremas batangan pria keturunan Arab ini.
Merasa barangnya diremas tanpa izin, Fachri langsung lari mengejarku.

“Aaachh… jangan! Tolong!” teriakku sambil tertawa, ketika Fachri berhasil menangkapku. Lalu aku dipeluknya dari belakang. Aku pura2 meronta-ronta. Tapi tanganku aku lingkarkan ke belakang lehernya. Dan dengan begitu, aku memasrahkan tangannya yang kekar berbulu itu, merangsak masuk ke balik kimonoku dan meremas dengan lembut kedua toketku ini.

Tidak lama setelah itu, Fachri berhasil melepas kimonoku. Dan dia terkejut sekali melihatku bugil.
“Wow… kok kamu nggak pakai celana dalam?” tanyanya.
“Bonus!” jawabku singkat.
“Bonus apa?” tanyanya lagi.
“Bonus karena kamu sampai disini kurang dari 20 menit!”
“Mmh… kalo’ tadi aku sampainya Cuma 10 menit, bonusnya apa?”
“Aku suruh Fanny yang buka pintu.”
“Lho? Terus kamunya?”
“Bugil sambil ngangkang di tempat tidur.”
“Waah… kamu nggak bilang sih tadi. Kalo’ tau gitu kan, aku ngebut aja kesininya!” kata Fachri dengan nada kecewa.
“Tapi nggak papa kok. Biarpun kamu nggak 10 menit sampai sini, aku tetep mau kok kamu suruh ngangkang.”
“Kenapa emangnya?”
“Aku pingin ngerasain kontol Arab!”
“Dasar kamu!!!!!”

Kemudian, Fachri mulai menciumi bibirku. Dan aku dibopong ke arah sofa. Setelah sampai di sofa, Fachri duduk dan mulai melucuti sendiri celananya. Ternyata tubuh Fachri tuh bagus banget. Tegap, dadanya berbulu daaannn… kontolnya gede banget! Padahal itu aja baru setengah bangun. Sebelum mulai mengisap kontolnya, aku menyuruh Fanny menutup pintu depan yang masih terbuka.

Setelah Fanny menutup pintu, dia dan Haikal duduk di dekat ku dan Fachri.
“Mi…” kata Fachri, “anak2 gimana nih?”
“Gimana apanya?”
“Mereka disini ngeliatin kita.”
“Nggak papa… biar ngerti” kataku asal.
Fachri hanya senyum-senyum saja mendengar jawabanku. Sementara aku melanjutkan ‘kerjaanku’. Menikmati kontol arab satu ini sambil menggosok kelentitku sendiri.

Setelah selesai dengan kontolnya, aku berdiri di sofa dan membungkam mulut Fachri dengan memekku. Lidahnya mulai menari-nari diantara belahan memekku, dia menghisap dan menjilati kelentitku, sambil memainkan jarinya didalam lubang itilku. Cairan pelumasku keluar banyak sekali, sehingga memekku banjir. Menyikapi hal ini, Fachri segera membibimbing tubuhku untuk duduk di pangkuannya. Perlahan-lahan, batangan kerasnya mulai memasuki liang sempit yang seharusnya milik suamiku. Aku mulai mengoyang pinggulku untuk perlahan membiasakan diri dengan barang baru ini. Tapi, nafsuku tak bisa ku bendung lagi. Aku makin mempercepat gerakanku.

Pada saat yang bersamaan, Fachri meremas kedua belah pantatku sambil menusukkan batangan kerasnya itu bertubi-tubi. Eranganku makin keras ketika bapak ini menghujamkan kontolnya kedalam memekku dan mendiamkannya saja disana, bukan apa-apa… semua urat yang mengeras didalam penisnya berdenyut dengan kencang sekali. Memekku merasakan sensasi yang belum pernah dirasakannya sama sekali.

“Ssshhh… Yang… kok berhenti?” tanyaku.
“Mmmhh… enak kan tapinya?”
“Iya…. Oohh….! Yang… aku basah banget ya….???”
“Nggak papa…. Kamu dah mau dapet belum?”
“Kayaknya… sshhh… dikit lagi… kenapa?”

Tapi Fachri tidak menjawab. Dia malah dengan tiba2 kembali menghujamkan batangannya itu. Kontan saja aku berteriak keenakkan… Aku tak tahu berapa lama Fachri menggenjot memekku, tapi yang jelas entah kenapa orgasmeku cepat sekali datangnya.
“Yang… uuuhhh… aku mau keluar….!!!”

Benar saja, tak lama setelah itu aku merasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat sekali. Tapi Fachri tetap tidak berhenti. Dia terus menggenjot memekku dari bawah. Makin keras hujamannya, makin kencang aku memeluk tubuh bapak ini. Wajah ganteng Fachri makin lama makin terbenam ke dalam kedua belah buah dadaku.

Kemudian, Fachri menghentikan serangannya sebentar untuk berdiri dan menggendongku. Sambil berjalan, Fachri mengangkat tubuhku dengan topangan tangannya di kedua belah pantatku, sementara aku mencoba untuk tetap memanjakan kontolnya dengan membuat gerakan naik turun. Tapi dia tidak jauh membawaku. Dia membaringkan aku di sofa tempat Fanny dan Haikal duduk.

“Ical minggir dulu… Ayah lagi sibuk main kuda-kudaan sama tante Mia!” perintah Fachri kepada Haikal.
“Fanny juga minggir dulu ya…” kataku pada Fanny, “Kamu sama Haikal duduk di bawah aja dulu ya…”

Lalu mereka pindah tempat ke lantai sambil tetap menyaksikan pertarungan alat kelamin milik ayah dan maminya.
Dengan posisi terlentang seperti ini, tentu saja memekku makin terlihat merekah. Ditambah dengan kedua kakiku yang aku buka lebar-lebar untuk memudahkan Fachri memasukkan kontolnya. Sambil mengocok batangannya sendiri, Fachri tersenyum dan berkata…
“Sumpah, Mi… memekmu enak bener!”
“Aahh.. kamu tuh… bisa aja! Kontolmu juga enak kok! Ayo… masukkin lagi… !”

Lalu Fachri kembali memasukkan kontol arabnya ke dalam memek lokalku. Sumpah… pergesekkan perlahan yang dibuat kontol Fachri kepada liang memekku, membawa sensasi kenikmatan yang cukup membuat nafsuku kembali memuncak

Sambil memegang kedua kakiku, Fachri kembali membuat penetrasi yang sangat hebat sekali. Mulai dari gerakan maju mundur perlahan sampai gerakan yang cepat sekali. Tiba-tiba, Fachri kembali menusuk dengan kencang memekku dan kembali diam tak bergerak. Sialan… rupanya ini jurus andalannya. Orgasmeku kembali terasa lagi ingin datang untuk yang kedua kalinya.

“Ooohh… ssshhh…. Kamu hebat banget ssiihh…. Aku mau dapet lagi!” desahku.
Tapi Fachri tetap tidak menjawab, dia malah membuat gerakan menusuk yang simultan namun gerakannya pendek-pendek, sehingga serasa seperti memompa orgasmeku. Tak lama kemudian, erangan dan desahan kenikmatanku kembali terdengar. Aku dapet lagi… Ketika kenikmatan ini sampai pada puncaknya, tiba-tiba Fachri menusukkan dalam-dalam kontolnya. Lalu terasa ada cairan yang mengalir didalam liang memekku. Lengket, kental dan kayaknya banyak sekali.

Setelah semua pejunya ditumpahkan kedalam memekku, Fachri mengeluarkan kontolnya dan menyuruhku menghisapnya. Dia duduk bersandar kelelahan di sofa, sementara kakinya dia buka lebar-lebar. Wow… kontol yang masih menegang itu terlihat mengkilat karena basah oleh cairan kenikmatan kami berdua. – Itulah cerita cerita sex yang bisa saya sampaikan saat ini, jangan lupa kunjungi website ini setiap hari karena beberapa.

CERITA SEX BERINGAS MENIKMATI MEMEKKU

CERITA SEX BERINGAS MENIKMATI MEMEKKU





Cerita Sex Abg Bugil - Usiaku yang sudah 28 tahun dengan tinggi badan 169 cm pekerjaanku sekarang disibukkan dengan memantau binatang di kebun binatang, aku lulusan kedokteran specialis hewan di Surabaya, disini aku bukanlah satu satunya dokter ada 4 orang dokter yang lainnya aku termasuk paling muda diantar lainnya, berbeda dengan dokter lainnya jika berpakaian selalu memakai celana panjang.  Aku tidak terbiasa memakai celana panjang sehingga penampilanku memang jadi terkesan feminin sekali.

Sehari-hari aku terbiasa memakai rok mini yang bawahannya lebar sedangkan bagian atasan aku lebih suka memakai T Shirt tanpa lengan yang lebih cocok disebut singlet. Namun kalau saat bertugas aku lebih suka memakai hem longgar lengan pendek, karena kalau aku menggunakan T Shirt tanpa lengan waktu bekerja, selain terlihat kurang sopan, juga bisa membuat orang lain khususnya cowok rekan kerjaku tidak bisa bekerja dengan tenang.

FILM BOKEP



Kegemaranku berpakaian ini disebabkan karena keseharianku yang selalu tampil tanpa BH. Memang sejak kecil aku tidak terbiasa dan tidak suka memakai BH hingga saat ini kebiasaan tersebut masih terbawa-bawa, dan jangan heran kalau sampai dengan saat ini pun aku sendiri tidak mengetahui ukuran payudaraku yang montok dan sintal, karena aku memang tidak pernah membeli BH.

Bentuk payudaraku memang indah dan ranum walaupun ukurannya sedang-sedang saja. Warna puting susuku yang merah muda dan sedikit kecoklatan ini membuatku lebih percaya diri walau tidak pernah mengenakan BH.

Koleksi CD-ku cukup banyak dengan aneka warna, namun modelnya hanya dua macam, yaitu model G String dan model berenda yang mini sekali. Antara kedua model itu bentuknya sama satu sama lain, hanya saja yang satu terbuat dari seutas tali nylon dan yang yang satu lagi terbuat dari renda yang lebarnya tak lebih dari sebuah jari saja.

Cara mengenakannya cukup dilingkarkan di pinggangku, kecuali yang G String ada ikatannya di sisi kanan kiri pinggangku. Selebihnya tersambung di bagian belakang pinggang terus turun ke bawah melalui celah belahan pantatku, melilit melewati selangkanganku, terus ke depan dan tersambung dengan secarik kain sutera tipis berbentuk segi tiga yang hanya berfungsi menutupi liang vaginaku hingga bulu-bulu kemaluanku tidak mampu tertampung semua.

Ujung-ujungnya yang lembut tersembul keluar dan terkadang menimbulkan rasa geli saat aku melangkah karena ujung-ujung bulu kemaluanku itu tadi menggesek-gesek lipatan pangkal pahaku. Tak jarang aku juga merasakan kalau lipatan ujung CD-ku agar tergesek ke samping saat kukenakan dan akibatnya sebelah bibir vaginaku jadi tersembul keluar, untung saja masih ada rok miniku yang menutupinya.

Dengan model penampilanku yang demikian, aku tidak bisa berkeliling area KBS naik sepeda seperti rekan-rekanku lainnya. Saat mengontrol dari satu kandang ke kandang lainnya, aku terpaksa harus tetap berjalan kaki saja, sekalian agar sehat, pikirku.

Namun apa bila ada panggilan yang bersifat emergency, dari kandang yang agak jauh dari klinik apa bila ada hewan yang sakit maka mau tidak mau aku harus bergegas juga dengan menggunakan sepeda yang memang telah disediakan untuk transportasi petugas di dalam KBS.

Tentunya yang senang adalah para pengasuh hewan (keeper) yang berjaga di kandang-kandang yang kulewati, termasuk para pengunjung dan pemilik kios dimana aku lewat, karena mereka dapat tontonan gratis melihat pahaku yang mulus terbuka lebar saat aku mengayuh sepeda melintasi mereka.

Itulah sedikit ilustrasi tentang diriku, yang kuceritakan kembali untuk mengawali kisahku yang baru ini.

Sudah tiga bulan ini aku mendapat tugas mengasuh dua ekor anak singa yang baru saja melahirkan tapi induknya enggan mengasuh anaknya sehingga kami para tim medis memutuskan agar anak singa tersebut segera dipisah dari induknya dan dirawat di ruang karantina yang letaknya berhadap-hadapan dengan klinik kesehatan hewan.

Mungkin karena dianggap paling yunior di antara mereka, maka oleh para dokter hewan senior aku ditugaskan mengasuh dan memberikan susu pada kedua bayi singa tersebut. Tugasku adalah memberikan susu setiap dua jam sekali, termasuk menggendongnya keluar untuk berjemur setiap pagi. Maka tak heranlah kedua anak singa ini menjadi sangat manja dan jinak sekali denganku.

Saat ini kedua anak singa tersebut usianya sudah tiga bulan dan frekwensiku memberikan susu pun jaraknya sudah mulai berkurang, sekarang sudah menjadi setiap empat jam sekali tetapi volume susu yang diminumnya juga sudah lebih banyak lagi.

Keduanya tumbuh sehat dan juga sudah bisa meloncat sana sini sambil berlari kecil dengan riangnya. Waktuku belakangan ini jadi lebih banyak tersita untuk berada di ruang karantina merawat kedua bayi singa yang lucu ini.

Kalau pada awal-awalnya aku harus memangku mereka dan memberikan minum susu dari dot, kini mereka sudah bisa minum sendiri dari mangkuk yang kusodorkan. Keduanya langsung menjilati isi mangkuk dengan rakusnya, tak butuh waktu lama untuk menghabiskan semangkuk susu yang kuberikan.

Pagi ini aku seperti biasanya begitu sampai di KBS langsung datang ke ruang karantina untuk mengunjungi dua ekor singa anak asuhku. Mereka meloncat kesana kemari dengan gembiranya menyambut kedatanganku.

Langsung saja kubuatkan susu yang kuseduh dengan air hangat dan kuletakkan dalam mangkuk kemudian kusodorkan pada mereka. Sambil berjongkok di hadapan mereka, kuperhatikan keduanya melalap habis susu dalam mangkuk yang kuberikan, dan dalam waktu sekejap saja mereka telah menjilat habis susu itu.

ibcqq.me

Yukk...! Nonton Video Bokep Disini :
Film Bokep Asia: http://www.sekskiukiu.ml/
 Film Bokep Japan   : http://www.sangeaja.ml/
Film Bokep Korea   : http://www.dewasasex.com/
Film Bokep Indonesia   : http://www.virusdewasa.com/


Lalu keduanya memandangku seakan ingin minta tambah. Dan matanya kemudian memandang heran ke selangkanganku yang terbuka saat aku berjongkok. Mungkin mereka terheran-heran melihat gundukan daging yang tersembul di tengah-tengah pangkal pahaku.

Naluri ingin tahunya sangat kuat hingga mereka merangkak maju dan mengenduskan hidungnya di selangkanganku. Hidungnya mendekati dan mencium bagian luar vaginaku hingga dapat kurasakan hembusan napasnya yang menerpa lipatan pangkal pahaku.

Aku sedikit ragu dan ingin segera berdiri, namun niatku segera kuurungkan saat terasa ada sesuatu yang kasar dan lunak mengelus bagian luar vaginaku. Rupanya si anak singa tadi menjilati CD-ku sebagai perwujudan rasa ingin tahunya. Hal ini membuatku terangsang karena jilatan tadi ternyata menyentuh sebelah bibir vaginaku yang kebetulan menyembul keluar dari ujung lipatan secarik kain sutera yang menutupi bagian liang vaginaku itu.

Pelan-pelan tanganku memasuki rok miniku untuk melepas ikatan CD di samping kiri kanan pinggangku. Rok miniku dengan bawahan longgar itu terbuka lebar saat aku berjongkok sehingga tidak menyulitkanku untuk melakukan aktifitas tersebut. Dengan sekali tarik maka terlepaslah sudah dan penutup vaginaku pun tertanggal begitu saja.

Kedua ekor anak singa itu tetap berebutan menjilati sekitar selangkanganku. Secara bergantian mereka menjilati pangkal pahaku, dan yang paling disukainya adalah menjilati bagian vaginaku yang langsung membasah karena aku begitu terangsang oleh jilatannya.

Aku sudah tidak mampu untuk berjongkok lebih lama lagi hingga aku pun terjengkang duduk di lantai. Lama kelamaan aku pun sedikit merebahkan badanku. Pinggangku kujadikan tumpuan untuk menumpu tubuhku, kakiku kuangkat dengan bantuan tanganku di pangkal lutut. Kukangkangkan selebar mungkin untuk memberikan sedikit ruang gerak agar kedua ekor anak singa ini lebih leluasa lagi menjilati sekitar selangkanganku.

Cairan bening yang terus mengalir keluar dari dalam liang vaginaku membuat keduanya lebih rakus lagi menjilati bagian luar vaginaku, mungkin karena rasanya yang sedikit asin hingga membuat mereka berdua lebih bergairah, karena secara teoretis semua hewan suka merasakan sesuatu yang rasanya sedikit asin.

Kuletakkan kedua kakiku di lantai dengan posisi tetap mengangkang sedangkan tangan kiriku menopang ke lantai agar badanku tidak terjengkang di lantai sementara tangan kananku membuka kancing bagian atas hemku yang longgar. Tanganku kususupkan ke dalam hemku meraih dan meremas payudaraku yang sudah mengeras pertanda birahiku sudah mencapai puncaknya.

Kupilin-pilin puting susuku dengan jari sehingga aku menggelinjang dan bulu kuduk di belakang leherku seakan berdiri semua rasanya. Sementara itu kedua ekor anak singa ini terus menerus secara bergantian menjilati vaginaku yang sudah sejak tadi tanpa ditutupi oleh sehelai benang pun.

Lidahnya yang kasar tetapi lunak itu menjilati bibir-bibir vaginaku dari bawah hingga ke atas secara teratur. Tak jarang jilatannya yang mengandung sedikit tekanan ke vaginaku ini mengenai ujung-ujung klitorisku.

“Hzz.. Zzt! Hzz.. Zzt! Hzz.. Zzt!” Hanya suara itu yang bisa keluar dari mulutku berulang-ulang menahan gejolak kenikmatan yang mengalir dari pangkal pahaku, terus mengalir ke atas sampai ke ubun-ubun kepalaku

Aku sudah pernah mendapatkan jilatan di vaginaku, namun jilatan yang kurasakan kali ini lain dari pada yang lain. Lidah-lidah anak singa ini lemas, lunak dan sedikit kasar saat menyentuh bibir vagina dan ujung klitorisku. Tiba-tiba ada semacam ledakan dahsyat di bagian pangkal pahaku. Badanku tiba-tiba menggigil dan sedikit kejang, diiringi tumpahnya lahar pelumasku keluar dari dalam rahim menuju ke liang vaginaku.

Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt! Aku dapat merasakan semburan lahar hangat yang deras sekali hingga merembes keluar menembus melalui lubang vaginaku. Cairan lendir pelumasku serta merta langsung saja dijilat oleh kedua ekor anak singa ini bergantian. Dengan rakusnya mereka menjilati vaginaku hingga tetes terakhir hingga vaginaku menjadi bersih dan kering kembali.

Aku menarik napas panjang melepas sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kualami. Aku tanpa sengaja mendapatkan suatu pengalaman baru dalam menyalurkan hasrat sex-ku, mungkin tidak semua wanita di dunia ini beruntung dapat mengalami dan merasakan hal-hal yang pernah kualami dalam dunia kenikmatan sex.

Aku pun tahu bahwa seandainya pengalamanku ini kuceritakan pasti banyak pembaca yang tidak akan percaya begitu saja dengan pengalamanku yang satu ini. Namun bagiku itu tidak penting, yang penting bagiku adalah bagaimana aku bisa berbagi dengan menceritakan pengalamanku dengan apa adanya lewat situs ini.

Aku pun tidak berani mencoba-coba untuk mengulangi peristiwa itu lagi, karena kedua anak singa ini walau bagaimanapun juga mereka tetap termasuk dalam golongan binatang buas pemakan daging.

Aku khawatir bahwa pada suatu saat kelak tanpa kusadari akan ada bagian di selangkanganku yang iritasi karena jilatannya. Hal ini akan berbahaya sekali karena biasanya binatang buas paling tidak tahan mencium bau darah, mereka akan jadi beringas dan penciuman mereka cukup tajam untuk hal yang satu itu.

CERITA SEX 7 PENIS BIG MENGGILIR MEMEKU

CERITA SEX 7 PENIS BIG MENGGILIR MEMEKU




Cerita Cex Abg Bugil - Sungguh capek sekali hari ini perkuliahanku selesai jam 8 malam, tempat parkiran pu sudah gelap dengan rasa aagak merinding aku berlari menuju parkiran yang berada di belakang gedung, ketika sampai di dalam mobil, HPku berbunyi tak taunya Tiyo yang menelpon.


“Hai Cin lagi apa kamu” Tanya Tiyo

“Ini aku lagi mau pulang dari kampus habis selesai sambil menyetir mobilku”

“Ah kamu ni habis ini kemana” Ikut kesini ja habis ini kita mau pesta ini kan hari sabtu masak mau dirumah saja kamu”Tiyo pun masih nyerocos.

“Ih masak?? Kalau begitu aku ikut dong, aku langsung menuju kesana saja ya “Kataku.

“Oke deh hati hati dijalan cyn” Kata Tiyo.

FILM BOKEP



Sejak hidup di LA, aku selalu suka dengan kehidupan malam. Pesta, diskotik ataupun pergaulan bebas. Akupun mulai merapikan rambut dan pakaianku. Kemudian, aku mulai membubuhkan make-up tipis di mukaku. Setalah selesai, aku pun mengendarai mobilku ke tempat Tiyo.

Tiyo adalah anak orang kaya. Apartemenya yang terletak di daerah BH itu sangat mahal harganya. Aku pun memberhentikan mobilku di depan Liquor Store. Ketika aku turun dari mobil, banyak cowok bule yang melihat dan bersiul kepadaku.

Saat itu aku hanya mengenakan rok pendek dan kaos putih ketat. Payudaraku yang berukuran 34 c itu pun tampil kian menggoda. Memang payudaraku cukup besar untuk orang seukuranku. Ketika aku sedang mencari cari liquor kesukaanku, Hp ku pun berbunyi lagi. Ketika kulihat nama Tiyo, aku segera menjawab.

Hanya percakapan kecil yang terjadi, ternyata dia minta dibelikan beberapa botol bir. Aku pun segera mengambil sebotol XO dan 12 botol corona. Setelah membayar, aku pun segera mengemudikan mobilku ke tempat Tiyo.

Dengan kemacetan LA aku pun tiba di tempat Tiyo setelah setengah jam di mobil. Tiyo pun menyambut ku dengan gembira. Ketika aku masuk, ternyata tidak ada seorang pun di situ selain aku dan Tiyo.

“Kok ga ada anak anak? Katanya mo pesta?” tanyaku keheranan.

“Ntar lagi juga pasti datang” jawabnya sambil tersenyum.

“Siapa aja sih?” kejarku.

“Cowok-cowok lah, 7 orang deh kayaknya.” katanya sambil berjalan ke dapur.

“Jadi gue cewek sendiri nih?” tanyaku keheranan.

Dengan santainya dia cuma menjawab “Yup, kenapa? Kamu ga suka? Kan kamu biasanya suka main keroyokan. Apalagi kalo ceweknya cuman kamu sendiri.”

“Kamu gila ya? kamu bikin pesta buat cuman ngentotin gue rame rame?” tanyaku dengan kaget.

“Bukannya kamu suka kayak gituan, apalagi barang mereka gede gede lagi. Tenang aja, dijamin puas” imbuhnya sambil ketawa nyengir.

Aku cuma diam saja. Tiyo memang sering nge-seks denganku, tapi kita tidak pacaran. Aku juga pernah nge-seks dengan Tiyo dan dua temannya. Tapi kali ini TUJUH orang. Aku takut tapi aku juga terangsang.

Aku memang sangat suka menjadi pusat perhatian apalagi gangbang. Tiyo tau itu. Tiyo tau semua tentang aku. Tapi aku cuma tau sedikit tentang Tiyo. Dia sangat suka melihat cewek di entot rame rame.

“Kenapa? kok bengong?” tanya Tiyo sambil mengusap usap tangannya ke pantat kiriku.
“Ga kenapa kenapa kok” jawabku singkat.

Aku memang sudah biasa dengan kelakuan Tiyo. Tangan Tiyo yang tadi cuman memegang pantat kiriku, kini meremas remas pantatku dengan kerasnya.

“Udah lah Tiyo, siapin dulu donk makanan buat pestanya” kataku sambil menepis tangannya.

“Kok gitu sih? Ayo donk kan udah lama gue ga liat kamu telanjang” katanya santai.

“Ya udah kalo kamu mau, tapi siapin dulu donk makanannya. Habis itu kalo ada waktu gue mau mau aja. Gimana? Mau ga?” tanyaku menggoda.

“Hahaha. Kita cuma makan chips doank kok malem ini. Tuh chipsnya udah ada. Tinggal dibuka doank” katanya sambil memasang muka mesum.

“Iiih, benci gue ama kamu” kataku sambil mencuekin muka mesum dia.

“Ya udah gue bikinin salad deh. Mau ga?”

“Bikin lah kalo kamu mau” katanya singkat.

Ketika aku membuat salad di meja dapur, tangan tangan Tiyo menjelajahi pantatku. Aku yang sudah biasa dengan itu cuma mendesah desah kecil. Aku merasakan kedua tangannya mengangkat rok ku sampai ke pinggangku.

Dia hanya bersiul ketika melihat pantatku yang penuh. Waktu itu aku memakai G-string jadi dia bisa melihat semuanya. “Auw” jeritku ketika Tiyo memukul pantatku sambil ketawa. Aku pun meneruskan mengaduk salad ketika dia menurunkan g-stringku sampai ke lantai.

Aku segera mengangkat kakiku dan menendang g string itu ke belakang. Aku kira Tiyo akan segera memasukan penisnya ke dalama memekku, tetapi dia hanya menurunkan rok ku dan merapikannya.

Aku terheran heran ketika dia melakukan itu tapi aku tidak mengatakannya. Kini tangan Tiyo mulai meraba raba dan meremas payudaraku sambil mulutnya menciumi leherku. Aku hanya melenguh kecil ketika dia meremas payudaraku dengan agak keras.

Aku memberhentikan kerjaanku dan mencoba menikmati rangsangan Tiyo. Tiyo pun mulai melepas baju ketatku. Tiyo hanya diam ketika dia melihat tubuhku yang setengah telanjang. Aku yang sudah sangat terangsang mulai memijit mijit penis Tiyo dari luar celananya.

Tiyo pun melenguh keenakan ketika aku remas remas dan kukocok penisnya perlahan. Tiyo tidak diam saja, dia langsung melepas behaku dan melemparkannya. Aku yang hanya memakai rok mencoba membuka baju Tiyo. Tapi Tiyo cuman menepis tanganku.

Tiyo pun ketawa ketika melihatku kebingungan. Tiyo pun mulai membungkuk dan mengambil beha dan g stringku yang berserakan di lantai. Kemudian dia berjalan ke kamarnya meninggalkan aku yang kebingungan dan sangat terangsang.

Ketika aku tersadar bahwa payudaraku terpampang bebas, aku pun kembali mengenakan kaos putih ketatku. Aku merasa kalau putingku tercetak jelas dengan baju itu. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Tiyo pun kembali ke dapur dan kulihat bahwa beha dan g stringku telah dia sembunyikan.

“Boleh juga toket kamu, lebih keliatan gede lho” katanya sambil meremas remas toketku.

“Mau kamu apa sih Tiyo? Mau ngentot ga sih kamu?” tanyaku sudah tidak sabar.

“Oh, kamu mau ngentot?” tanya nya dengan muka sok innocent.

Aku pun menjadi malu sendiri. Belum sempat aku menjawab telpon apartement Tiyo berbunyi. Aku tau kalo teman temannya sudah ada di luar. Mereka cuma minta dibukain pintu saja.

“Nih kalo kamu mau ngentot, mending kamu sekarang emut kontol gue sampe gue keluar” tantangnya

“Ada tamu Tiyo” kataku sambil kebingungan.

Tiyo pun segera memencet tombol untuk membuka pintu apartemen. Apartemen Tiyo ada di lantai 8.

“Masih ada waktu kok”, kata Tiyo sambil meringis, “ayo mau ga?”

“Ntar kalo mereka liat gimana?” kataku sambil melihat ke pintu.

“Cuek aja lah. Mereka juga udah tau kalo kamu suka nge seks, apalagi gue udah kasih tau mereka kalo kamu suka di gangbang. Udah nyerah aja, ntar juga kamu pasti ngemut kontol mereka juga”.

Aku pun hanya diam dan berjongkok di depan dia. Tanganku mulai membuka resletingnya dan ku keluarkan penis dia yang terbilang besar itu. Tanpa ragu ragu, aku pun segera melahap batang itu dan menghisapnya.

Tiyo hanya melenguh kecil sambil menjambak rambutku ketika aku memasukkan penisnya sampai masuk ke tenggorokanku. Aku memang pandai sekali memberi Deep Throat. Ketika aku memberi dia deep throat, Tiyo pun segera melenguh panjang dan menembakkan air maninya ke mulutku yang langsung kutelan.

Aku memang suka menelan air mani cowok. Tiyo hanya tersenyum ketika aku menjilat jilat batangnya yang perlahan mengecil.

Tiyo pun memasukan senjatanya kembali ke celananya dan aku hanya mengusap bibirku dengan tissue. Tak lama, Pintu apartemen Tiyo pun terbuka dan masuklah tujuh orang yang tidak aku kenal. Mereka semua berbadan bagus dan bertampang yang lebih dari biasa.

“Halo Tiyo, siapa tuh ceweknya?” tanya teman si Tiyo yang akhirnya kuketahui namanya Bekti.
“Oh dia Cynthia, temen gue” Kata Tiyo santai “Kenalan sana”

Singkat kata, aku pun berkenalan dengan mereka semua. Aku tidak bisa mengingat nama mereka semua karena mereka terlalu banyak. Tiyo pun segera bercakap cakap dengan mereka sementara aku masih di dapur menyiapkan makanan.

Ketika aku sedang mencari cari tempat buat chips, aku merasakan ada tangan yang memegang pantat ku. Aku kira itu tangan milik si Tiyo, jadi aku hanya diam dan meneruskan kerjaanku.

“Hmm, boleh juga pantat kamu”

Ketika aku mendegar bahwa itu bukan suara Tiyo aku pun kaget dan segera menepis tangan itu.

“Pinter juga si Tiyo kalo cari cewek” ternyata itu si Bekti.

“Udah ga usah sok jual mahal, Tiyo udah ngomong kalo kamu itu suka seks” imbuhnya.

Aku sangat sakit kaget ketika dia ngomong secara terus terang. Aku hanya diam saja sambil menunduk malu.

“Kamu tau kenapa kamu di sini?” tanyanya lagi.

Aku hanya menggelengkan kepala saja.

“Kamu itu di sini buat muasin kita kita. Mending kamu sekarang ikutin aja apa yang aku bilang ato kamu bakalan diperkosa rame rame ama mereka.” katanya mengancam.

Aku yang tidak punya pilihan lain hanya mengangguk menurut.

“Hehehehe.. bagus. Sekarang kamu temenin mereka ngobrol trus gue bakalan siapin minumannya.” suruhnya.

ibcqq.me

Yukk...! Nonton Video Bokep Disini :
Film Bokep Asia: http://www.sekskiukiu.ml/
 Film Bokep Japan   : http://www.sangeaja.ml/
Film Bokep Korea   : http://www.dewasasex.com/
Film Bokep Indonesia   : http://www.virusdewasa.com/


Aku pun hanya mengangguk dan mengambil salad yang tadi aku buat. Ternyata mereka lagi berjudi. Aku tidak tau apa yang mereka mainkan tapi mereka menyuruhku duduk dan ikut main. Mereka pun segera menjelaskan peraturannya.

Aku baru tau kalo mereka itu bermain poker, tapi yang menang bisa menyuruh salah satu dari yang kalah untuk melepas baju. Aku pun mengiyakan aja meskipun aku tau kalo aku kalah dua kali maka aku akan telanjang bulat.

Aku pun tersadar, jadi ini maksud Tiyo mengambil beha dan g stringku. Aku hanya melirik ke Tiyo yang tersenyum kemengangan. Tak lama, Bekti pun datang membawa minuman.

Dia memberiku sebotol corona yang tadi kubeli dan kuminum pelan pelan. Ketika ronde pertama di mulai, mereka pun segera dengan cepatnya mengatur kartu mereka.

Aku yang tidak tau apa apa, cuma melihat kartuku dan meminum coronaku. Aku merasa bahwa salah satu dari mereka menang, mereka pasti akan menyuruhku membuka bajuku.

Ternyata benar, aku tidak tau apa nama kartuku tetapi meraka ngomong kalo aku kalah. Maka salah satu dari mereka menyuruhku melepas bajuku. Ketika aku membuka bajuku, mereka hanya berkomentar tentang toketku yang besar itu.

Aku yang setengah telanjang hanya menunduk malu dan menutupi putingku dengan tanganku. Tak lama kemudian, mereka memulai ronde yang kedua. Aku merasa bahwa muka dan badanku mulai memanas, aku tidak tau apakah itu reaksi dari bir atau sorotan sorotan mereka.

Aku yang mulai merasa canggung, mulai meminum birku sampai habis. Tak lama kemudian, ronde ke dua berakhir dengan melayangnya rok ku. Memekku yang tak berambut itu sudah tidak tertutupi apa apa.

Aku merasa memekku mulai gatal, dan aku tersadar kalo Bekti telah mencampurkan obat perangsang ke dalam bir ku. Aku yang sudah tidak bisa menahan gatalnya mulai menggesek gesekkan pahaku.

“Hehehehehe, terangsang ya cyn?” tanya si Tiyo dengan santainya.

Aku cuma diam saja dan menunduk.

“Kalo mau ngerasain kontol kita kita bilang aja Cyn” imbuhnya.

Aku sangat malu, tapi aku juga terangsang dengan hebatnya. Aku yang masih menggesek gesekan pahaku tanpa sadar mengeluh terangsang. Mereka cuma tertawa melihatku seperti itu.

Aku pun berkata ke Tiyo “Tiyo, please masukin kontol kamu”.

Mereka yang mendengar itu hanya tertawa dan mulai mengeluarkan kontolnya.

Tiyo pun menjawab “Kalo kamu mau dientot, kamu ngomong ama mereka semua, jangan cuma gue doank. Ntar yang lain kan iri” katanya mengejek.

“Pls entot gue, gue udah ga tahan lagi” kataku sambil merangkak ke salah satu dari mereka dan mulai meremas remas kontolnya.

Mereka hanya ketawa dan memanggilku “maniak seks”, “cewek gila kontol” dan lain lain nya.
Aku pun segera memasukan kontol yang kupegang itu ke mulutku. Kumulai dengan mencium kepala kontolnya dan menjilat jilat batangnya yang sudah tegang.

Empunya kontol itu pun segera mengeluh tertahan dan memegang kepalaku dan memaksaku memasukan kontolnya yang panjang itu ke mulutku.

Aku hanya memejamkan mata ketika aku merasakan kontol lain menerobos dinding vaginaku. “Ooh”, lenguhku tertahan. Seseorang yang mengentotku dari belakang itu segera memaju-mundurkan kontolnya di memekku. Aku merasa kalo tiap kali dia mendorong pantatnya, kepala kontolnya menyentuh dinding rahimku.

Salah seorang dari mereka memukul pantatku hingga merah dan memasukan salah satu jarinya ke dalam anusku. Aku pun hanya melenguh keenakan.

Ketika aku masih keenakan merasakan jari di anusku, kontol yang ada di mulutku segera menyemprotkan air maninya dan langsung kutelan. Aku pun mulai menjilati kontol itu dengan maksud membersihkannya. Cowok yang kujilati kontolnya itu hanya tersenyum dan meremas toketku.

Dengan tiba tiba, cowok yang memompaku dari belakang menarik kontolnya. Aku yang masih belum keluar menoleh dengan protes tapi kulihat kalo itu ternyata si Bekti yang memompaku dan Bekti hanya berdiri dan meninggalkanku sambil tersenyum.

Dia pun menyuruhku untuk menungging dengan tangan di meja makan. Aku pun menurut saja. Ketika aku sudah dalam posisi menungging, Bekti pun dengan kasarnya memasukkan kontolnya di anusku. Aku pun menjerit menahan sakit yang luar biasa itu.

Setelah dua menit kesakitan, aku pun mulai merasa nikmatnya anal seks. Aku pun segera mengikuti irama Bekti, dan Bekti pun segera mengangkat kedua pahaku dengan kontol yang masih di anusku. Aku pun tidak punya pilihan lain selain bersandar kebelakang supaya tidak jatuh.

Bekti dengan pelannya menaik turunkan tubuhku sambil memutar badannya. Maka memekku pun terpampang dengan jelas ke cowok cowok yang laen. Aku sangat kaget ketika aku melihat si Tiyo merekam kejadian itu dan temannya memfotoku.



Tapi, kenikmatan yang aku dapatkan dari Bekti menelan kekagetanku dan membuatku orgasme. Aku segera menggerang gerang keenakan sambil memilin milin puting kananku. Aku merasa ada cairan vaginaku yang menetes keluar.

Kemudian, aku merasa si Bekti mulai mempercepat kocokannya di anusku. Aku yang takut jatuh segera menyenderkan tubuhku ke belakang dan membiarkan toketku meloncat loncat dengan bebas. Aku pun juga melihat lampu lampu flash kamera yang mengabadikan kejadian itu.

Bekti pun segera menjatuhkan tubuhku di kasur yang sudah disiapkan cowok cowok lain di ruang tamu. Aku jatuh dengan telungkup dengan kontol yang masih di anusku. Dengan cepatnya, si Bekti mencabut kontol itu dan segera mengeluarkan spermanya di dalam gelas wine yang bening. Aku yang kelelahan cuma melihat itu dengan penuh tanda tanya.

Belum sempat aku mengatur nafas, Bekti menyuruhku menjilati kontolnya sampai bersih. Aku menjilati kontol itu dengan perasaan yang jijik. Kemudian salah satu dari mereka segera mengangkatku dan memasukkan kontolnya ke memekku.

Aku pun cuma melenguh tertahan. Cowok itu segera memaju mundurkan kontolnya dengan aku keadaan berdiri. Aku hanya bisa berteriak teriak kecil karena kontol itu sangat besar diameternya. Aku merasa ada kontol laen yang menerobos anusku.

Aku merasa seperti sandwich karena diapit kedua cowok besar itu. Tak lama kemudian aku pun orgasme lagi dan lagi. Tiap kali mereka mau keluar, mereka segera mencabut kontolnya dan mengeluar kan air mani merek di dalam gelas wine.

Aku masih bingung dengan itu, tapi ketiga orang yang belom mengentotku segera mengeroyokku. Ada yang memasukkan kontolnya ke memekku, ke mulutku ataupun mengentot toketku. Aku sudah seperti di dalam sorga dunia.

Aku tidak tahu sudah berapa kali aku orgasme malam itu. Mereka mengentotku dengan nonstop. Selalu ada kontol yang mengisi vaginaku. Ketika mereka semua sudah selesai mengentotku, mereka menaruhku di sofa dengan kepala di bawah.

Aku sudah tidak tahu apa yang terjadi tapi dengan samar samar aku lihat Bekti memasukan leher botol bir yang masih penuh isinya ke vaginaku. Aku pun segera terasadar dengan adanya benda dingin di vaginaku, tapi aku sudah terlalu capek untuk berontak.

Aku hanya bisa melihat Bekti menaik turunkan botol itu di vaginaku. Kemudian, aku merasakan bir yang meleleh turun dari vaginaku ke toketku.

Kemudian, Bekti segera menarik botol bir itu dan menyuruhku membuka bibir memekku dengan tanganku. Akupun hanya menurut saja.

Kemudian, aku melihati Bekti memasukan sedotan ke dalam memekku yang penuh dengan bir dan dengan segera aku merasakan bir itu disedot oleh Bekti dan ditelannya. Mereka semua tertawa ketika melihatku melenguh menandakan aku orgasme lagi. Aku yang sudah terlalu capek, mulai merangkak ke atas kasur di lantai ruang tamu dan aku pun tertidur.

Keesokan paginya, aku pun terbangun dengan sebuah mentimun di memekku. Aku kebingungan dan aku lihat cowok cowok itu sudah tertidur dengan lelapnya di sebelahku dan di sofa. Aku pun segera mengeluarkan mentimun itu dari memekku.

Ketika aku bangun, aku baru merasakan panasnya anusku dan sakitnya memekku. Dengan sedikit tertatih aku berjalan mencari baju baju ku. Aku menemukan kaos putihku dan rok ku yang langsung kukenakan.

Akupun berjalan ke arah kamar mandi untuk merapikan diri. Ketika aku sedang menyisir rambutku yang acak acakan, pintu kamar mandi terbuka dengan tiba tiba dan aku lihat Bekti menyeruak masuk. Aku cuma melihat apa yang bakalan dia lakuin.

Tak kuduga, dia dengan tanpa malu mulai kencing dengan enaknnya. Aku yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dengan jijik. Setelah aku selesai menyisir rambutku, aku segera keluar secepat mungkin dari kamar mandi itu sebelum si Bekti menyuruhku berbuat yang macam macam.

Aku pun segera mencari dompet dan kunci mobilku ketika Tiyo memegang tanganku dan menyuruhku minum pregnancy pil. Tiyo menyuguhkan pil itu dan segelas air putih yang langsung kuminum.

“Hebat juga lo Cyn semalem” pujinya

“Sakit semua nih Tiyo” jawabku sambil meringis “Gue pulang dulu ya capek nih”

“Ya udah tapi minum ini dulu ya?” katanya sambil menyogorkan gelas yang penuh dengan sperma

“gue tau kamu pasti suka”

“Aduh Tiyo gue laper banget, dari kemaren malem gue blom makan” jawabku mengiba.

“Enggak, minum dulu baru boleh pulang. Udah lah cepet minum” tegasnya.

“Iih maksa banget sih” gerutuku.

Tiyo pun segera mengambil video camnya dan menyuruhku bergaya seolah olah aku menikmati minum sperma. Aku pun hanya tersenyum sambil menegak habis sperma itu.

Tiyo pun tersenyum dan berkata “Mulai hari ini kalo kamu ke mana mana usahain jangan pake beha ato celana dalem, ok? jadi ntar kalo gue kepengen ngentot, cuma tinggal masukin doank” katanya sambil ketawa. “Gila kamu” umpatku sambil ngeloyor pergi.